Jurnal Upaya Meraih Sukses Mahasiswa dalam Berwirausaha

UPAYA MERAIH SUKSES MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA

Nur Alawiyah
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta mengemukakan upaya-upaya dalam meraih sukses bagi mahasiswa dalam berwirausaha. Penelitian ini menjelaskan teori dan memberi contoh dan analogi para tokoh sukses dalam berwirausaha, juga kendala mahasiswa dalam berwirausaha. Adapun tips-tips meraih sukses berwirausaha: (1) Pahami potensi diri, (2) Rancang kebahagiaan, (3) Kenali potensi diri, dan (4) Jadikan potensi  sebagai panggilan hidup.
Kata Kunci: sukses, mahasiswa, wirausaha

PENDAHULUAN
Semua orang ingin sukses, semua orang ingin setidaknya dianggap sukses. Sukses itu memang sulit didefinisikan, sukses itu sulit diukur dengan standar yang sama. Setiap orang, mahasiswa, organisasi, pemimpin, kelompok masyarakat bangsa atau bahkan suatu bangsa memiliki pandangan dan ukuran yang berbeda dalam menilai sukses. Kesuksesan, memiliki makna yang berbeda-beda tergantung dari siapa pelakunya dan apa tujuannya. Tergantung dari tujuan apa yang hendak ia capai, di sanalah kesuksesan itu menemukan definisinya.
Banyak Mahasiswa setelah lulus berkuliah dan menyandang gelar sarjana, hanya berpikir bagaimana caranya agar mendapat pekerjaan yang layak. Para Mahasiswa berlomba-lomba ingin mendapatkan IPK tinggi, agar dapat meraih dan diterima di perusahaan yang layak. Bekerja dengan orang lain memang tidak ada yang salah. Apalagi jika dalam pekerjaan seseorang tersebut dapat menyerap ilmunya. Mengutip perkataan Jack Ma sang pendiri Alibaba, “Kalau Anda masih ingin bekerja untuk sebuah perusahaan, carilah perusahaan yang kecil, sehingga Anda dapat belajar dari pengusaha dan tahu cara berkembang.” Jika hanya sekadar mengandalkan IPK saja tidaklah cukup untuk dapat bersaing di dunia pekerjaan. Maka, di sanalah peran potensi menjadi hal yang sangat penting.
Menyadari potensi dan diferensiasi pun sangat penting, karena itulah kekuatan yang bisa menjadikan seseorang bersinar di tengah jagat talenta lain di muka bumi. Masih mengutip dari perkataan Jack Ma, “Ya, saya memang bukan orang yang pandai teknologi. Tapi, saya melihat tekonologi dari mata para customer saya, mata orang-orang biasa.” Hal itu membuktikan Jack Ma dapat melihat peluang lebih baik daripada orang kebanyakan. Namun, tentunya hal itu didasari oleh potensi yang ia miliki.
Upaya Pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lowongan pekerjaan sebagai calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentu tidak cukup, sedangkan yang terserap pada perusahaan swasta pun jauh lebih kecil daripada angka lulusan sekolah menengah maupun perguruan tinggi setiap tahunnya, bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Dalam keadaan seperti ini, masalah pengangguran termasuk yang berpendidikan tinggi akan berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan. Sementara upaya masyarakat untuk sukses berwirausaha masih sangat rendah, termasuk pada lulusan perguruan tinggi. Umumnya mereka lebih dipersiapkan menjadi pencari kerja ketimbang pencipta lapangan kerja.
Meraih kesuksesan nan gemilang sebenarnya memiliki rumus yang sangat sederhana, yaitu: kerjakan apa yang Anda cintai, cintai yang Anda kerjakan, kemudian tunjukkan siapa diri Anda pada dunia. Kenyataannya, Mahasiswa dalam dunia Pendidikan yang ia tempuh seringkali lebih banyak ditanamkan Pendidikan kewirausahaan dalam bentuk teori. Sehingga, jangankan meraih sukses dengan berwirausaha, mereka akan lebih kesulitan dalam meraih sukses dengan berwirausaha itu sendiri.
Goleman (dalam Paulina, 2012: 2) mengemukakan kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas stres, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa. Sehingga dapat dikatakan kecerdasan emosi mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. Menurut Goleman (dalam Paulina, 2012:2) menyimpulkan kecerdasan emosional merupakan jembatan antara apa yang kita ketahui dan apa yang akan kita lakukan. Semakin cerdas emosi seseorang ia akan terampil melakukan apapun yang ia ketahui benar.(Pendukung, Intensi, & Pada, 2013)
Sikap atau kesiapan mental seseorang untuk terjun memulai usaha baru mendasari munculnya minat berwirausaha. Menurut Slameto (dalam Paulina 2012:2) sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Kepribadian seseorang akan selalu berpengaruh atau dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang menjadi dorongan seseorang untuk berwirausaha adalah sikap mandiri (Kuckertz & Wagner, 2010).(Pendukung et al., 2013)
Kewirausahaan merupakan hal yang tepat bagi individu yang tertantang untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan.



PEMBAHASAN
Kemampuan dan keterampilan kewirausahaan seseorang itu tergantung pada kemampuan seseorang dalam mengatasi ketakutan dalam dirinya yang sebenarnya tidak ada. Kemampuan kewirausahaan itu dibagi berdasarkan tingkatan dalam mengatasi rasa takut akan kegagalan atau kesulitan yang seseorang hadapi. Beberapa hal dibawah akan menjelaskan mengenai tingkat kemampuan wirausahawan dalam mengatasi risiko hingga menjadi wirausahawan yang sukses.
Lebih baik memiliki satu pisau namun tajam daripada seribu pisau tapi tumpul semua. Hal itulah mengapa Bruce Lee lebih takut kepada orang yang melatih satu tendangan seribu kali daripada musuh yang memiliki seribu jurus, tetapi melatihnya hanya satu kali tiap jurusnya. Analogi itu penting bagi seseorang untuk menetapkan satu tujuan agar sukses pada suatu bidang terlebih dahulu, baru menentukan sukses di bidang yang lain. Fokus pada satu hal terlebih dahulu, baru menentukan target yang lain.
Misalnya, seorang individu mendirikan kedai kopi sukses. Setelah keadaan bisnis seseorang tersebut stabil, dimana ia sudah mengatur semua SOP karyawan, cash flow juga sudah berjalan dengan rapi dan aman, pelanggan loyal sudah begitu banyak, bahkan beberapa cabang sudah dibuka. Maka individu tersebut baru dapat mengembangkan di bisnis yang lain, seperti properti. Intinya, individu tersebut harus sudah stabil dahulu pada satu hal, baru bergerak kea rah yang lain. Dengan begitu, ia tidak akan mengalami kegoncangan hebat, baik dari sisi finansial maupun dari sisi jiwanya.
Belajar dari Jim Carrey, setiap malam selama periode akhir 1980-an, Jim Carrey selalu berkendara ke atas bukit. Lalu memandang ke bawah kota Los Angeles yang gemerlap, sembari membayangkan bahwa sutradara akan menghargai kerjanya sebagai actor brilian. Padahal, kondisinya saat itu, ia tengah bangkrut, duit menipis, dan bukan aktor. Akan tetapi, ia bercita-cita menjadi aktor andal dan terkenal.
Hingga pada awal tahun 1990-an, Jim Carrey masih melakukan hal itu. Namun, kali ini ada sedikit yang berbeda. Di atas bukit sembari memandang Los Angeles yang gemerlap, ia menuliskan 10 juta dolar di atas sebuah cek, dan menambahkan sebuah pesan: bayaran untuk layanan akting yang diberikan. Dia membawa cek palsu itu di dalam dompetnya selama lima tahun, hingga pada Thanksgiving tahun 1995, ia menerima cek asli sebesar 10 juta dolar atas perannya dalam Dumb and Dumber.

Sukses Berwirausaha
Makna sukses secara harfiah menurut KBBI adalah berhasil, beruntung. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa kesuksesan itu maknanya beragam dan tidak dapat diukur. Karena setiap pencapaian individu berbeda dalam meraih suksesnya. Jika diibaratkan seperti perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Surabaya, dalam situasi ini maka sukses bukanlah situasi tercapainya kereta di tujuan akhir. Tetapi, sukses adalah bagaimana cara seseorang menikmati setiap keindahan yang ditemui di sepanjang perjalanan.
Berikut beberapa tips yang dapat para mahasiswa lakukan mulai saat ini untuk mencapai kesuksesan:
Pahami Potensi Diri
Karier yang cemerlang memang perlu diawali dengan ketertarikan dan cinta yang mendalam atas semua hal yang dikerjakan. Tanpa hadirnya kompetensi yang utuh dalam diri, semua aktivitas pekerjaan profesional sekadar memperoleh gaji, pangkat, juga fasilitas kerja. Hasilnya? Tentu tidak seru. Tidak ada lompatan dalam hidup. Standar. Biasa-biasa saja dan tidak kemana-mana, stagnan. Seperti zombie malahan. Menjadi manusia bernilai 9 menjadi bernilai 5. Tidak ada desakan-desakan hebat dari dalam diri untuk terus-menerus menjadikan diri lebih baik.
Rancang Kebahagiaan
Bekerja itu bukan hanya untuk menjemput rezeki, melainkan juga mencari kebahagiaan. Percuma dapat pekerjaan tapi hati tidak Bahagia. Akan lebih menyenangkan mendapatkan pekerjaan yang membuat kantong tebal dan hati Bahagia, tentunya dengan berwirausaha.
Kenali Indikator Potensi
Mengetahui potensi diri dalam berkarier memang bervariasi pada setiap orang. Namun, ada beberapa hal sederhana yang bisa menjadi indikatornya, di antaranya:
a.       Bersemangat menjalani aktivitas kerja,
b.      Berusaha melebihi target utama,
c.       Merasa sebagai projek pribadi,
d.      Ingin selalu menceritakan pada orang lain, dan
e.       Merasa bahagia.
Jadikan Potensi sebagai Panggilan Hidup
Bekerja dengan potensi, akan menuntun individu menjadikan manusia yang selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena memang tuntutan dari dalam diri sendiri untuk terus berkarya, berbuat sesuatu, dan menciptakan sesuatu yang terus menerus. Dan itu akan menuntun individu ke jenjang yang lebih tinggi, yakni sebuah panggilan hidup. Sebuah potensi yang membuat individu tersebut berada pada posisi, ‘Oh, jadi ini ya tugasku hadir di muka bumi ini. Lewat potensi ini ya aku ada di bumi ini.’
Di sana, sebagai individu akan lebih larut sekaligus menikmati aktivitas kerjanya. Waktu terasa begitu cepat, hingga tak terasa. Dedikasi meningkat drastic dan segenap upaya dari hati terdalam akan tercurahkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Kendala Mahasiswa Berwirausaha
Meredith et al (dalam Vidyatmoko dan Rosadi 2015:49) berpendapat bahwa para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.(Vidyatmoko & Rosadi, 2015)
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang sebelah mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yang semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem budaya kewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas untuk menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam memotivasi sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan, dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihak perguruan tinggi dalam memberikan informasi kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan akan mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswa merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul yang membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini. Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai mencoba berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar kemungkinan setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga bisa membuka lapangan kerja kerja dan diharapkan dapat ikut mengurangi jumlah pengangguran.

SIMPULAN
Memaknai meraih kesuksesan berwirausaha bagi mahasiswa, memang hendaknya dilakukan. Tidak hanya memberikan mata kuliah kewirausahaan berupa teori-teori saja di dalam kelas. Namun, Mahasiswa hendaknya dituntun untuk berwirausaha. Bukan agar setelah lulus sarjana mereka harus mendirikan usaha saja. Tapi, jika dalam bidang kejuruan teori-teori yang mahasiswa pelajari selama berkuliah masih kurang rasanya untuk dikuasai. Mahasiswa juga dapat merasakan manfaatnya dalam berwirausaha.
Kendala dalam berwirausaha sudah pasti akan dilalui. Karena di sanalah terjadi proses dan pembelajaran. Seperti berbagai macam ketakutan memulai berwirausaha atau kurangnya motivasi dan minat berwirausaha. Hal-hal tersebut sangatlah wajar dan lazim ditemui. Hanya bagaimana akhirnya individu tersebut berkeinginan kuat untuk mengubah pola pikirnya dengan berpikiran lebih terbuka lagi bahkan memulai merintis berwirausaha.
Beberapa tips yang dapat dilakukan individu untuk meraih kesuksesannya membangun atau mulai berwirausaha adalah pahami potensi diri, rancang kebahagiaan, kenali indicator potensi, dan menjadikan potensi sebagai panggilan hidup.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Tedy. 2018. Perspektif Tingkat Kemampuan dan Transformasi Wirausahawan
Merubah Risiko Menjadi Sukses Berwirausaha. Sosio e-Kons. 10(2): 165-178.
Paulina, Irene. 2012. Faktor Pendukung terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa. Jurnal
Dinamika Manajemen. 3(1): 1-10.
Siswoyo, B.B. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa.
Jurnal Ekonomi Bisnis. 14(2): 114-123.  
Sudrajat, Yayan. 2015. Peningkatan Mahasiswa Berwirausaha. Sosio E-Kons. 7(3): 246-254.
Vidyatmoko, Dyan., dan Rosadi, H. Yasin. 2015. Faktor Utama Kesuksesan Wirausaha di
Industri Pangan. Jurnal Manajemen Teknologi. 14(1): 47-65.

Comments