Jurnal Upaya Meraih Sukses Mahasiswa dalam Berwirausaha
UPAYA
MERAIH SUKSES MAHASISWA DALAM BERWIRAUSAHA
Nur
Alawiyah
Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI
Surel:
nuralawiyah2409@gmail.com
Abstrak: Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta mengemukakan upaya-upaya
dalam meraih sukses bagi mahasiswa dalam berwirausaha. Penelitian ini
menjelaskan teori dan memberi contoh dan analogi para tokoh sukses dalam
berwirausaha, juga kendala mahasiswa dalam berwirausaha. Adapun tips-tips
meraih sukses berwirausaha: (1) Pahami potensi diri, (2) Rancang kebahagiaan,
(3) Kenali potensi diri, dan (4) Jadikan potensi sebagai panggilan hidup.
Kata Kunci: sukses,
mahasiswa, wirausaha
PENDAHULUAN
Semua
orang ingin sukses, semua orang ingin setidaknya dianggap sukses. Sukses itu
memang sulit didefinisikan, sukses itu sulit diukur dengan standar yang sama.
Setiap orang, mahasiswa, organisasi, pemimpin, kelompok masyarakat bangsa atau
bahkan suatu bangsa memiliki pandangan dan ukuran yang berbeda dalam menilai
sukses. Kesuksesan, memiliki makna yang berbeda-beda tergantung dari siapa
pelakunya dan apa tujuannya. Tergantung dari tujuan apa yang hendak ia capai,
di sanalah kesuksesan itu menemukan definisinya.
Banyak
Mahasiswa setelah lulus berkuliah dan menyandang gelar sarjana, hanya berpikir
bagaimana caranya agar mendapat pekerjaan yang layak. Para Mahasiswa
berlomba-lomba ingin mendapatkan IPK tinggi, agar dapat meraih dan diterima di
perusahaan yang layak. Bekerja dengan orang lain memang tidak ada yang salah.
Apalagi jika dalam pekerjaan seseorang tersebut dapat menyerap ilmunya.
Mengutip perkataan Jack Ma sang pendiri Alibaba, “Kalau Anda masih ingin
bekerja untuk sebuah perusahaan, carilah perusahaan yang kecil, sehingga Anda
dapat belajar dari pengusaha dan tahu cara berkembang.” Jika hanya sekadar
mengandalkan IPK saja tidaklah cukup untuk dapat bersaing di dunia pekerjaan.
Maka, di sanalah peran potensi menjadi hal yang sangat penting.
Menyadari
potensi dan diferensiasi pun sangat penting, karena itulah kekuatan yang bisa
menjadikan seseorang bersinar di tengah jagat talenta lain di muka bumi. Masih
mengutip dari perkataan Jack Ma, “Ya, saya memang bukan orang yang pandai
teknologi. Tapi, saya melihat tekonologi dari mata para customer saya,
mata orang-orang biasa.” Hal itu membuktikan Jack Ma dapat melihat peluang
lebih baik daripada orang kebanyakan. Namun, tentunya hal itu didasari oleh
potensi yang ia miliki.
Upaya
Pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lowongan pekerjaan
sebagai calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentu tidak cukup, sedangkan yang
terserap pada perusahaan swasta pun jauh lebih kecil daripada angka lulusan
sekolah menengah maupun perguruan tinggi setiap tahunnya, bahkan mereka yang lulus
perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak
terjadi ekspansi kegiatan usaha. Dalam keadaan seperti ini, masalah
pengangguran termasuk yang berpendidikan tinggi akan berdampak negatif terhadap
stabilitas sosial dan kemasyarakatan. Sementara upaya masyarakat untuk sukses berwirausaha
masih sangat rendah, termasuk pada lulusan perguruan tinggi. Umumnya mereka
lebih dipersiapkan menjadi pencari kerja ketimbang pencipta lapangan kerja.
Meraih
kesuksesan nan gemilang sebenarnya memiliki rumus yang sangat sederhana, yaitu:
kerjakan apa yang Anda cintai, cintai yang Anda kerjakan, kemudian tunjukkan
siapa diri Anda pada dunia. Kenyataannya, Mahasiswa dalam dunia Pendidikan yang
ia tempuh seringkali lebih banyak ditanamkan Pendidikan kewirausahaan dalam
bentuk teori. Sehingga, jangankan meraih sukses dengan berwirausaha, mereka
akan lebih kesulitan dalam meraih sukses dengan berwirausaha itu sendiri.
Goleman
(dalam Paulina, 2012: 2) mengemukakan kecerdasan emosi merupakan kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
menjaga agar bebas stres, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan
berdoa. Sehingga dapat dikatakan kecerdasan emosi mempunyai peranan penting
dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. Menurut Goleman (dalam
Paulina, 2012:2) menyimpulkan kecerdasan emosional merupakan jembatan antara
apa yang kita ketahui dan apa yang akan kita lakukan. Semakin cerdas emosi
seseorang ia akan terampil melakukan apapun yang ia ketahui benar.(Pendukung, Intensi, & Pada, 2013)
Sikap
atau kesiapan mental seseorang untuk terjun memulai usaha baru mendasari
munculnya minat berwirausaha. Menurut Slameto (dalam Paulina 2012:2) sikap
merupakan sesuatu yang dipelajari dan bagaimana individu bereaksi terhadap
situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Kepribadian
seseorang akan selalu berpengaruh atau dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Salah satu faktor internal yang menjadi dorongan seseorang untuk
berwirausaha adalah sikap mandiri (Kuckertz & Wagner, 2010).(Pendukung et al., 2013)
Kewirausahaan
merupakan hal yang tepat bagi individu yang tertantang untuk menciptakan
lapangan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan.
PEMBAHASAN
Kemampuan
dan keterampilan kewirausahaan seseorang itu tergantung pada kemampuan seseorang
dalam mengatasi ketakutan dalam dirinya yang sebenarnya tidak ada. Kemampuan
kewirausahaan itu dibagi berdasarkan tingkatan dalam mengatasi rasa takut akan
kegagalan atau kesulitan yang seseorang hadapi. Beberapa hal dibawah akan
menjelaskan mengenai tingkat kemampuan wirausahawan dalam mengatasi risiko
hingga menjadi wirausahawan yang sukses.
Lebih
baik memiliki satu pisau namun tajam daripada seribu pisau tapi tumpul semua.
Hal itulah mengapa Bruce Lee lebih takut kepada orang yang melatih satu tendangan
seribu kali daripada musuh yang memiliki seribu jurus, tetapi melatihnya hanya
satu kali tiap jurusnya. Analogi itu penting bagi seseorang untuk menetapkan
satu tujuan agar sukses pada suatu bidang terlebih dahulu, baru menentukan
sukses di bidang yang lain. Fokus pada satu hal terlebih dahulu, baru
menentukan target yang lain.
Misalnya,
seorang individu mendirikan kedai kopi sukses. Setelah keadaan bisnis seseorang
tersebut stabil, dimana ia sudah mengatur semua SOP karyawan, cash flow juga
sudah berjalan dengan rapi dan aman, pelanggan loyal sudah begitu banyak,
bahkan beberapa cabang sudah dibuka. Maka individu tersebut baru dapat
mengembangkan di bisnis yang lain, seperti properti. Intinya, individu tersebut
harus sudah stabil dahulu pada satu hal, baru bergerak kea rah yang lain.
Dengan begitu, ia tidak akan mengalami kegoncangan hebat, baik dari sisi
finansial maupun dari sisi jiwanya.
Belajar
dari Jim Carrey, setiap malam selama periode akhir 1980-an, Jim Carrey selalu
berkendara ke atas bukit. Lalu memandang ke bawah kota Los Angeles yang
gemerlap, sembari membayangkan bahwa sutradara akan menghargai kerjanya sebagai
actor brilian. Padahal, kondisinya saat itu, ia tengah bangkrut, duit menipis,
dan bukan aktor. Akan tetapi, ia bercita-cita menjadi aktor andal dan terkenal.
Hingga
pada awal tahun 1990-an, Jim Carrey masih melakukan hal itu. Namun, kali ini
ada sedikit yang berbeda. Di atas bukit sembari memandang Los Angeles yang
gemerlap, ia menuliskan 10 juta dolar di atas sebuah cek, dan menambahkan
sebuah pesan: bayaran untuk layanan akting yang diberikan. Dia membawa cek
palsu itu di dalam dompetnya selama lima tahun, hingga pada Thanksgiving tahun
1995, ia menerima cek asli sebesar 10 juta dolar atas perannya dalam Dumb
and Dumber.
Sukses
Berwirausaha
Makna
sukses secara harfiah menurut KBBI adalah berhasil, beruntung. Seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya, bahwa kesuksesan itu maknanya beragam dan tidak
dapat diukur. Karena setiap pencapaian individu berbeda dalam meraih suksesnya.
Jika diibaratkan seperti perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Surabaya,
dalam situasi ini maka sukses bukanlah situasi tercapainya kereta di tujuan
akhir. Tetapi, sukses adalah bagaimana cara seseorang menikmati setiap
keindahan yang ditemui di sepanjang perjalanan.
Berikut
beberapa tips yang dapat para mahasiswa lakukan mulai saat ini untuk mencapai
kesuksesan:
Pahami
Potensi Diri
Karier
yang cemerlang memang perlu diawali dengan ketertarikan dan cinta yang mendalam
atas semua hal yang dikerjakan. Tanpa hadirnya kompetensi yang utuh dalam diri,
semua aktivitas pekerjaan profesional sekadar memperoleh gaji, pangkat, juga
fasilitas kerja. Hasilnya? Tentu tidak seru. Tidak ada lompatan dalam hidup.
Standar. Biasa-biasa saja dan tidak kemana-mana, stagnan. Seperti zombie
malahan. Menjadi manusia bernilai 9 menjadi bernilai 5. Tidak ada
desakan-desakan hebat dari dalam diri untuk terus-menerus menjadikan diri lebih
baik.
Rancang
Kebahagiaan
Bekerja
itu bukan hanya untuk menjemput rezeki, melainkan juga mencari kebahagiaan.
Percuma dapat pekerjaan tapi hati tidak Bahagia. Akan lebih menyenangkan mendapatkan
pekerjaan yang membuat kantong tebal dan hati Bahagia, tentunya dengan
berwirausaha.
Kenali
Indikator Potensi
Mengetahui
potensi diri dalam berkarier memang bervariasi pada setiap orang. Namun, ada
beberapa hal sederhana yang bisa menjadi indikatornya, di antaranya:
a.
Bersemangat menjalani aktivitas kerja,
b.
Berusaha melebihi target utama,
c.
Merasa sebagai projek pribadi,
d.
Ingin selalu menceritakan pada orang lain,
dan
e.
Merasa bahagia.
Jadikan
Potensi sebagai Panggilan Hidup
Bekerja
dengan potensi, akan menuntun individu menjadikan manusia yang selalu menjadi
lebih baik dari hari ke hari, karena memang tuntutan dari dalam diri sendiri
untuk terus berkarya, berbuat sesuatu, dan menciptakan sesuatu yang terus
menerus. Dan itu akan menuntun individu ke jenjang yang lebih tinggi, yakni
sebuah panggilan hidup. Sebuah potensi yang membuat individu tersebut berada
pada posisi, ‘Oh, jadi ini ya tugasku hadir di muka bumi ini. Lewat potensi ini
ya aku ada di bumi ini.’
Di
sana, sebagai individu akan lebih larut sekaligus menikmati aktivitas kerjanya.
Waktu terasa begitu cepat, hingga tak terasa. Dedikasi meningkat drastic dan
segenap upaya dari hati terdalam akan tercurahkan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Kendala
Mahasiswa Berwirausaha
Meredith
et al (dalam Vidyatmoko dan Rosadi 2015:49) berpendapat bahwa para wirausaha
adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses.(Vidyatmoko & Rosadi, 2015)
Di
perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang sebelah mata oleh
sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi dan peluang yang semestinya
bisa dimanfaat mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem
budaya kewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas untuk
menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil
penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam memotivasi sarjana
menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan, dan faktor
kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor itulah yang membuat mereka
menjadi wirausahawan. Penelitian ini sangat membantu pihak perguruan tinggi
dalam memberikan informasi kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan
akan mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup.
Proses
penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa semakin termotivasi
untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak mahasiswa merasa takut menghadapi
resiko bisnis yang mungkin muncul yang membuat mereka membatalkan rencana
bisnis sejak dini. Motivasi yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai
mencoba berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya
mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar kemungkinan setelah lulus
akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga bisa membuka lapangan
kerja kerja dan diharapkan dapat ikut mengurangi jumlah pengangguran.
SIMPULAN
Memaknai
meraih kesuksesan berwirausaha bagi mahasiswa, memang hendaknya dilakukan.
Tidak hanya memberikan mata kuliah kewirausahaan berupa teori-teori saja di
dalam kelas. Namun, Mahasiswa hendaknya dituntun untuk berwirausaha. Bukan agar
setelah lulus sarjana mereka harus mendirikan usaha saja. Tapi, jika dalam
bidang kejuruan teori-teori yang mahasiswa pelajari selama berkuliah masih
kurang rasanya untuk dikuasai. Mahasiswa juga dapat merasakan manfaatnya dalam
berwirausaha.
Kendala
dalam berwirausaha sudah pasti akan dilalui. Karena di sanalah terjadi proses
dan pembelajaran. Seperti berbagai macam ketakutan memulai berwirausaha atau
kurangnya motivasi dan minat berwirausaha. Hal-hal tersebut sangatlah wajar dan
lazim ditemui. Hanya bagaimana akhirnya individu tersebut berkeinginan kuat
untuk mengubah pola pikirnya dengan berpikiran lebih terbuka lagi bahkan
memulai merintis berwirausaha.
Beberapa
tips yang dapat dilakukan individu untuk meraih kesuksesannya membangun atau
mulai berwirausaha adalah pahami potensi diri, rancang kebahagiaan, kenali
indicator potensi, dan menjadikan potensi sebagai panggilan hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Ardiansyah,
Tedy. 2018. Perspektif Tingkat Kemampuan dan Transformasi Wirausahawan
Merubah
Risiko Menjadi Sukses Berwirausaha. Sosio e-Kons. 10(2): 165-178.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/sosio_ekons/article/viewFile/2558/2044
. Diakses pada 05/10/2019
Paulina,
Irene. 2012. Faktor Pendukung terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa. Jurnal
Dinamika
Manajemen. 3(1): 1-10.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm/article/viewFile/2454/2507
. Diakses pada 05/10/2019
Siswoyo,
B.B. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa.
Jurnal
Ekonomi Bisnis. 14(2): 114-123.
http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/bambang_banu4.pdf
. Diakses pada 05/10/2019
Sudrajat,
Yayan. 2015. Peningkatan Mahasiswa Berwirausaha. Sosio E-Kons. 7(3):
246-254.
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/sosio_ekons/article/viewFile/701/613
. Diakses pada 05/10/2019
Vidyatmoko, Dyan., dan
Rosadi, H. Yasin. 2015. Faktor Utama Kesuksesan Wirausaha di
Industri
Pangan. Jurnal Manajemen Teknologi. 14(1): 47-65.
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_935283145171.pdf
. Diakses pada 05/10/2019
Comments
Post a Comment