Extracurricular Review Drama Korea yang Berani Mengangkat Isu Prostitusi Online Anak Sekolahan

Annyeong, i’m back to blogging.

Sesuai judulnya nih, aku baru aja menamatkan drama korea yang sebenernya serial original netflix berjudul Extracurricular. Udah tahu lah ya, kalau udah berbau serial original netflix, endingnya bakal gimana? Alias pasti ini cuma bakal jadi season pertama. Mesti siapin hati aja buat nunggu kapan season duanya bakal tayang lagi.


Oke, jadi sebelum berangkat ke ulasan dramanya, kayaknya kurang afdhol kalau enggak diceritain sinopsis singkatnya. Seenggaknya, buat jadi bahan gambaran sebelum menonton drama ini. Eits, aku lupa. Sebelumnya lagi, kayaknya lebih baik perkenalan para tokoh di drama ini. Cusslah!

Kim Dong Hee sebagai Oh Jisoo

Park Joo Hyun sebagai Bae Gyuri

Jung Dabin sebagai Seo Minhee

Nam Yoon Soo sebagai Kwak Kitae

Dan tokoh-tokoh lain yang terlibat di dalamnya.

Sinopsis singkat dariku, simplenya premis dari drama yang satu ini yaitu menceritakan tentang kehidupan anak SMA, Oh Jisoo, yap panggilannya Oji. Oji yang hidup sendirian, dimana bapaknya tukang judi yang kerjaannya kelayapan, gak pernah biayain dia hidup, sementara ibunya juga kabur. Maka dari itu, Oji punya pekerjaan ‘paruh waktu’ yang sangat gak biasa. Kasarnya, bisa dibilang dia seorang mucikari yang berkedok pemberi pengamanan untuk para kupu-kupu malam. Oji bekerja sama dengan Pak Lee, dimana nanti kamu bakal tahu sendiri siapa dia saat menontonnya. Tapi, yang Oji lakukan udah canggih banget deh, mereka menyebutnya revolusi industri 4.0. jadi, Oji gak perlu bertatap muka dengan para pekerjanya dan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan itu. Dan masalah mulai muncul saat Oji bertemu Bae Gyuri. Karena kekepoan Bae Gyuri semua rencana Oji untuk mengumpulkan uang untuk hidup normal (yeah, i know, dia bekerja begitu untuk sebuah tujuan ingin hidup normal, sekolah, kuliah, kerja, menikah).

Menarik banget sih, setahuku belum ada drama korea bertema anak sekolahan tapi punya pekerjaan sambilan yang sangat danger. Gimana gak bahaya, jelas kalau sampai Oji ketahuan bukan hanya impian dia untuk hidup biasa-biasa aja yang akan sirna, tapi jeruji besi udah pasti menunggunya. Ditambah, karakter Gyuri yang keras kepala dan kepo abis yang step by step buat kehidupan Oji gak sama seperti dulu. Setidaknya, saat Cuma Oji yang mengelola pekerjaan itu seorang diri, dia masih aman-aman aja.

Oke deh, yang pengen banget aku ungkapkan adalah mari kita ulas dari masing-masing karaker tokoh di drama ini ya.


Oji, dia ini tampak di luar, orang hanya akan mengenalnya sebagai anak teladan. Gak pernah bolos sekolah, gak pernah ngelanggar dan buat masalah di sekolah, nilainya pun selalu tinggi dan bagus-bagus. Pokoknya selalu juara kelas deh. Iya, siapa yang ngira coba, anak yang pendiem dan terkesan gak terlihat (alias emang berusaha gak menonjol) ternyata mendapatkan uang untuk biaya sehari-hari dan sekolahnya dari bekerja sebagai ‘pengaman pelacur’. Maksudnya gimana sih? Jadi, dia kayak orang yang nyediain bantuan atau pertolongan untuk para pelacur. Karena setiap pelanggan dari pelacur tersebut belum tentu semua orang baik, ada aja pelanggan gila yang memesan mereka. Nah, tugas Oji adalah menghubungi Pak Lee yang bertugas berjaga-jaga di dekat para pelacur sedang bekerja. Pengamat gitu loh.

Bae Gyuri, huft sebenernya ini yang buat aku berkali-kali naik pitam sih dengan karakternya. Karena aku pribadi paling gak suka sama orang yang kepoan. Dan Bae Gyuri adalah orangnya. Gak hanya kepo, dia itu sebenernya emang punya tujuan sendiri sih. Mungkin, dibalik sikapnya yang menyebalkan, sementara orang  tuanya kaya raya, harusnya dia Cuma tinggal nadah ke orang tua dan semua bakal dia dapetin. Ditambah dia punya julukan ‘orang dalam’. Apa sih yang gak dia tahu? Tentang masalah dan orang-orang yang ada di sekolahnya. Dia terkenal cantik, punya banyak teman, dan geng Kitae atau siapapun gak mau begitu berurusan dengannya, karena semua senior juga dekat dengannya. Walau, aku tahu, sepertinya dia emang sangat gak suka dengan orang tuanya yang banyak ngatur itu dan keinginanya adalah bebas dari orang tuanya.


Seo Minhee, karakternya punya watak yang keliatannya sih manja. Rela ngelakuin apa aja demi sang pacar. Termasuk, ngejual tubunya demi mendapatkan uang. Uangnya buat belanjain pacarnya pula. Sementara pacarnya gak tahu diri gitu. Bisa dibilang, dia karakter yang lebih penakut ketimbang tokoh lainnya sih.


Kwak Kitae, pacarnya Minhee yang anaknya badung gitu. Suka merundung anak-anak yang lemah di sekolahnya. Sok superior deh pokoknya. Walau ya, emang teman-temannya banyak sih yang mau nurut aja sama dia.

Oiya, mau bahas Kitae sedikit deh. Kalau kamu pernah nonton web drama judulnya The Temperature of Language: Our Nineteen pasti bakal ngerasa wah gitu dengan tokoh yang diperankannya di sini. Karena di drama tersebut dia sangat berbeda, alias jadi tokoh protagonis. Sedangkan di drama ini Kitae bisa dibilang karakterya antagonis. Walau, actually gak ada tokoh yang bener-bener pure protagonis dalam karakter di drama ini. Karena saat di twitter lumayan banyak yang hype Kitae, katanya bad boy keren gitu lah. Jadi, lumayan banyak dapat exposure. Begitu juga dengan Gyuri sebenernya.

Aku gak mau banyak cerita tentang keseluruhan jalan ceritanya. Karena aku mau kalian yang belum menontonnya lebih baik tonton aja sih dramanya, dijamin gak bakal nyesel dan pasti suka. Terutama buat yang suka drama yang bikin emosi dan waswas pasang surut. Memacu adrenalin, pokoknya cocok banget nonton ini. Jadi, di ulasan kali ini aku hanya menceritakan apa yang kurasakan saat menonton dan berfokus pada pendapatku tentang drama ini.


Bagian yang aku suka malah endingnya sih, haha. Karena aku dukung mereka buat kabur. Gyuri jadi gak semenyebalkan seperti episode-episode sebelumnya. Walau, aku berpikir kenapa dia masih tetep bela-belain bertaruh nyawa dan keselamatan ketimbang memilih hidup layak dari privillage orang tuanya yang kaya raya.

Selain tokoh Gyuri yang buat aku misuh-misuh selama nonton, alias gregetan adalah tokoh polisinya pastinya. Si polisi Ahjumma yang perlahan-lahan mencium aroma-aroma kecurigaan tentang prostitusi online anak di bawah umur.

Dramanya makin seru, karena gak ketebak setiap episodenya. Villainnya bisa dibilang jahat sih, ya iyalah gimana sih? Enggak, enggak. Maksudku, villainnya emang jahat, Cuma selain jahat dia punya sisi humor yang kadang buat aku mikir kalo penjahatnya agak bloon sih, haha. Cuma, tetep bisa bikin ketar-ketir sih saat menontonnya.

Kejadian-kejadian yang gak diharapkan malah semakin menjadi. Kita jadi bisa belajar, kalau segala sesuatu yang kita lakukan selalu ada konsekuensinya. Hidup itu pilihan. Sama dengan Oji dan Gyuri, juga Minhee yang memilih jalan hidupnya seperti itu. Bukan karena mereka gak punya pilihan lain. Kalau mau melihat dari logikanya, tentu Oji bisa aja milih hidup baik-baik aja dengan bekerja paruh waktu seperti pada umumnya, bekerja di toko. Walau uang yang terkumpul akan sangat sedikit dan jauh berbeda dengan pekerjaannya. Tapi, kalau ia bener sejak awal mau jadi orang yang baik-baik aja dan gak mau ambil risiko. Atau Gyuri yang orang tuanya emang kaya raya. Minhee yang walau hidup dengan bibi dan pamannya, tapi kehidupannya tercukupi. Kalau aja dia gak menaruh gengsi besar buat pacaran dengan cowok populer dan hanya ngincer uangnya. Tapi, sekali lagi. Bukan berarti mereka salah besar dengan piiihan hidupnya masing-masing. Mereka masih anak remaja, dimana mental dan kepribadiannya masih perlu bimbingan orang dewasa (yaitu peran orang tua yang gak mereka dapatkan). Makanya di akhir setiap episode drama ini selalu menuliskan intinya, bimbing anak-anak yang punya masalah. Dengarkan mereka, dukung mereka, katakan kalo mereka gak sendirian.

Dan yeah, kayaknya segitu aja ulasanku mengenai drama Extracurricular. Untuk lebih lengkapnya kamu bisa langsung nonton dramanya dengan mengunduh di website atau aplikasi favoritmu. Kalau kamu udah pernah baca ulasanku lainnya, pasti tahu kalau aku emang gak suka spoiler. So, see you in next blog.

Kamsahamida.


Comments