Arthdal Chronicles Review Drama Korea Fantasi Awal Mula Kerajaan

Annyeonghaseyo yeorobundeul! 

Hari ini aku balik lagi ngeblog dan tebak apa yang akan aku ulas? Yup, bisa dibaca dari judulnya, aku akan mengulas drama Korea Arthdal Chronicles. Ini bukan  kali pertama aku menonton drama Arthdal Chronicles, alias aku mengulas drama ini setelah berhasil rewatch dramanya. Aku udah pernah menonton dramanya saat drama ini tayang on going di Korea dengan pembagian tiga partnya itu. Tapi, karena itu sudah cukup lama, aku kangen juga dengan drama yang paling jadi favoritku ini. Karena itulah aku memutuskan rewatch Arthdal Chronicles.

Kukira menonton ulang drama dengan genre fantasi ini akan buat aku bosen karena sudah tahu ceritanya. Namun, karena sudah setahun berlalu, aku rada lupa-ingat juga gimana keseluruhan ceritanya. Makanya saat aku menonton ulang, wah gak terasa aku masih excited penasaran dengan setiap kelanjutan episodenya. Mungkin, karena memang sudah sangat keren banget drama ini. Dan sangat disayangkan drama yang katanya akan dibuat season keduanya tahun ini malah harus ditunda karena pandemi yang tengah mendera. 

Okelah, sekian cuap-cuap intro dariku mengenai drama ini. Mari langsung ke ulasannya aja!


Judul Drama    : Arthdal Chronicles
Tahun Rilis       : 2019
Director             : Kim Won Suk
Penulis Naskah: Kim Young Hyun dan Park Sang Yeon
Jumlah Episode: 18 eps dengan Part 1 (1-6 eps)
                                                            Part 2 (7-12 eps)
                                                            Part 3 (13-18 eps) 
Network            : TvN 

Cast: Jang Dong Gun sebagai Tagon
            Song Joong Ki sebagai Eunseom dan Saya
            Kim Ji-Won sebagai Tanya
            Kim Ok-Vin sebagai Taealha

Perlu diketahui, drama ini mengandung banyak teori. Terlebih saat aku menontonnya kala itu masih on going, berbagai macam teori yang tidak disebutkan/diceritakan dalam dramanya bertebaran dimana-mana. Bahkan sampai ada kisah masing-masing suku yang dibuat video animasinya. Jadi, kalau kamu hanya berpaku dari ulasanku aja rasanya aku gak sanggup untuk menampung seluruh cerita ini. 

Mari mulai dari perkenalan tentang drama ini. 
Kurang lebih premis utama dalam drama Arthdal Chronicles atau mari sebut aja ini sinopsis singkat versiku, 

Drama ini menceritakan kehidupan awal mulanya kehidupan di Korea sebagai zaman kerajaan. Makanya jangan heran kalau yang kamu temui saat menonton drama ini pakaian yang digunakan orang-orangnya tidak akan kamu temui di drama-drama kolosal sejenis. Bahkan, sebelum drama ini benar-benar tayang dan mengudara, digadang-gadang bahwa drama Arthdal Chronicles adalah drama versi Game of Thrones-nya Korea, karena beberapa kemiripan penampakan pada teaser awal munculnya. Walau saat drama ini tayang, sangat jauh berbeda dari Game of Thrones.

Pada zaman ini, hiduplah dua mahluk yang dikenal di bumi. Kalau kita pada umumnya hanya mengenal manusia saja, sedangkan di drama Arthdal Chronicles mahluk yang hidup tidak hanya tumbuhan, hewan, dan manusia aja. Tapi, ada mahluk bernama Neanthal, yaitu mahluk terkuat dengan ciri-ciri memiliki bibir berwarna biru dan berdarah biru. Bukan istilah darah biru atau bangsawan ya maksudnya, haha. Bener-bener darahnya berwarna biru kalau Neanthal ini. 

Sementara, jika saram (yaitu manusia biasa seperti kita pada umumnya) menikah/berhubungan intim dengan Neanthal, maka anak yang dilahirkan akan menjadi igutu. Igutu ditandai dengan bibir berwarna ungu dan kekuatannya tidak menandingi Neanthal, namun masih lebih kuat daripada saram (manusia) dan ia memiliki tanda seperti garis tato di punggungnya dan akan mulai luruh kala ia makin beranjak dewasa.

Drama ini bermula dengan percobaan saram untuk bernegosiasi agar kehidupan lebih tentram, menurut saram hidup berdampingan dengan neanthal. Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, kalau neanthal memang mahluk paling kuat. Namun, ternyata negosiasi tersebut tidak berjalan mulus. Para Neanthal menolak negosiasi dari saram. Neanthal merasa dapat mencari mata pencaharian dan penghidupan mereka dengan cara mereka sendiri tanpa harus ada campur tangan saram. Memang sih, di sini sangat terlihat bahwa saram lah mahluk yang mulai punya keinginan untuk menguasai dan keserakahan. 

Karena negosiasi yang tidak berjalan mulus antara petinggi-petinggi serikat di Arthdal. Yup, tempat yang menjadi latar utama cerita ini bernama Arthdal dan pemimpin tertinggi yang ada disebut Pemimpin Serikat yaitu Niruha. Walau pemimpin tertinggi adalah Niruha, namun setiap daerah juga memiliki kepala sukunya masing-masing. Balik lagi ke negosiasi, nah karena negosiasinya ditolak oleh Neanthal, maka Sanung Niruha (Kim Eui Sung) mencari siasat yaitu sebuah tipu muslihat, dengan menjebak Asa Hon (Choo Ja Hyun) disuruh datang ke tempat Neanthal yaitu Atturad dengan membawa makanan tanpa tahu bahwa makanan tersebut ternyata sudah berisi racun. Malam yang ditentukan adalah malam dimana hari itu tidak seluruh neanthal berada di tempat atau sebagian tengah pergi. Maka, saram berani untuk melakukan siasat tersebut. Karena keadaan Neanthal yang sudah lemah akibat racun yang ada di makanan tersebut. Maka, saat itulah Tagon dengan pasukan Daekan menyerang Neanthal dan memusnahkan mereka. 

Sedikit fun fact yang cuma akan kamu ketahui dari video animasi yang tersebar kala itu, Tagon merupakan anak Sanung Niruha dengan seorang Neanthal. Neanthal yang menjadi ibunya Tagon yaitu neanthal yang menjadi penerjemah bahasa saram pada neanthal yang mempunyai bahasa sendiri (Coba tonton episode 1 saat saram dan neanthal tengah bernegoiasi). Maka, lahirlah Tagon sebagai Igutu. Namun, karena sebuah ramalan daraburu saat kelahiran Tagon, yaitu diramalkan bahwa Tagon akan membunuh Ayahnya sendiri, tidak lain adalah Sanung Niruha, hal itulah yang membuat Sanung Niruha sangatlah membenci Tagon sepanjang hidupnya. Sementara Tagon yang menjadi Igutu, sadar bahwa ia memiliki perbedaan dengan saram, maka setiap siapapun yang melihat darah igutunya, orang tersebut dan keluarganya harus dibasmi. Itulah kata-kata Sanung Niruha yang menjanjikan Tagon untuk menjadi Aramun Haesulla. Aramun Haesulla merupakan seorang Dewa beratus/beribu tahun tahun lalu yang mendirikan Arthdal dengan dideklarasikan oleh suku Asa Sin. Hal itulah yang membuat Tagon selalu mencari pengakuan dari ayahnya dan mendambakan kecintaan dari rakyat serikat.

Berbicara tentang Asa Sin. Di Arthdal dua suku yang paling banyak penduduknya adalah pertama yaitu dari suku Saenyeok dan yang kedua adalah suku Asa Sin. Namun, Asa Sin selalu lebih diagungkan karena dipercaya memiliki kemampuan menemui atau berbicara dengan roh para dewa. 

Sanung Niruha merupakan dari suku Saenyeok dan Asa Ron Niruha (Lee Do Kyung) berasal dari suku Asa Sin. Walau diketahui bahwa ia merupakan keturunan tidak langsung dari Asa Sin. Karena ada sebuah cerita bahwa Asa Sin pergi melarikan diri dari Arthdal demi hidup dan menikah dengan kekasihnya kala itu. Maka, yang saat ini menjadi petinggi di Arthdal, selain Sanung Niruha adalah Asa Ron.


Semenjak penyerbuan pembantaian besar-besaran yang diketuai oleh Tagon dengan pengikutnya yaitu para Daekan, Tagon yang menjadi ide kepala dari tipu muslihat perginya Asa Hon ke Atturad, memulailah perburuan besar-besaran. Tentu aja yang diburu adalah para Neanthal. Semua itu tidak lain dilakukan dan dipelopori oleh Tagon agar dapat pengakuan dan cinta Ayahnya, Sanung Niruha.

Sementara itu, Asa Hon yang berhasil selamat dari penyerbuan saram pada Neanthal kala itu, akhirnya hidup dan berkeluarga dengan Neanthal, Ragaz (Yoo Teo). Lalu ia melahirkan dua anak laki-laki kembar yang tidak lain yaitu igutu. Asa Hon sempat bermimpi, fyi, pada zaman itu yang dapat bermimpi hanyalah Neanthal ataupun Igutu. Sedangkan saram tidak. Tapi, dalam mimpinya Asa Hon, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang menyuruhnya untuk menjauhi suara orang yang bernyanyi. Sepenglihatannya itu adalah Aramun Haesulla.

Karena huru-hara dan masih berlanjutnya perburuan Tagon dengan para Daekan membasmi Neanthal, Ragaz pun akhirnya ikut terbunuh. Sementara Asa Hon terpisah dengan salah satu anak kembarnya, yang bahkan belum ia beri nama. Asa Hon melarikan diri ke Iark bersama Eunseom, anak satunya yang dapat ia selamatkan. Tempat paling jauh dari Arthdal karena harus melewati tebing hitam besar yang sangat tinggi menjulang. 

Bertahun-tahun berlalu, Asa Hon berhasil menuju Iark. Namun akhirnya ia tetap mengembuskan nafas terakhirnya saat menginjakkan kaki di Iark dan bertemu dengan suku Wahan. Eunseom akhirnya hidup dan besar bersama suku Wahan. Namun, Asa Hon memperingatkan Eunseom untuk kembali ke tempat asalnya saat dewasa kelak dan setelah seluruh tato di punggungnya luruh. 

Ini masih benar-benar cerita awalnya dan tulisan ini sudah panjang kali lebar kali tinggi hahah, jadi setidaknya itu penggambaran sedikit mengenai drama Arthdal Chronicles. Untuk tahu lebih dalam dan merasakan sensasi keseruannya lebih baik kamu langsung tonton aja dramanya. Asli, drama sekompleks ini sangat jarang aku temui dan ini bagus parah! Terutama untuk kamu pencinta fantasi, bakal dimanjakan sekali dengan keseruan ceritanya yang punya banyak teori. 

Sekarang mari bahas salah satu alasan mengapa drama ini wajib banget kamu tonton:

Pengembangan Karakter Tokoh yang Karismatik

Tagon

Perubahan karakter dari seorang Tagon yang sangat mendambakan kecintaan dan kasih sayang dari Ayahnya membuatnya rela melakukan apa saja. Bahkan membunuh bangsa Ibunya yaitu Neanthal. Kamu bakal melihat bagaimana ia sangat meraih pengakuan dari ayahnya dan kecintaan semua orang. Semua itu ia lakukan karena ia adalah seorang igutu. Yup, sejak huru-hara itu, igutu dianggap sebagai monster oleh para saram dan sangat dibenci. Hingga akhirnya bagaimana seorang Tagon di akhir-akhir episode karena sebuah alasan yang terus mendesak dan kepelikan yang menderanya untuk bisa sampai di puncak, membuatnya menjadi seorang Tagon yang tidak pandang bulu. 

Eunseom
  
Hidup dan besar bersama suku Wahan memberi Eunseom banyak pelajaran hidup yang saat dimana ia tiba di Arthdal, ia mempertanyakan apakah yang diajarkan di tempat asalnya adalah salah? Sementara Arthdal adalah tempat dimana yang berkuasa dan terkuat ialah yang dapat bertahan hidup. Tapi, akhirnya ia sadar, pembentukan karakter yang dibangun di Iark dengan bertumbuh besar bersama suku Wahan membuatnya menjadi seseorang yang selalu mempedulikan sesamanya bahkan bagi siapaun yang pantas ia tolong. Membuatnya, walau harus dikhianati oleh Mungtae (Park Jin) dari suku Wahan, tidak membuatnya goyah. 

Saya

Besar dan tumbuh lebih lama dikurung di sebuah menara seorang diri tanpa boleh keluar membuatnya hanya dapat menghabiskan seluruh waktunya dengan membaca dan membaca. Karena teori-teori yang ia dapatkan dari bacaan itulah yang membentuknya memiliki karakter yang kejam terhadap orang lain. Saat ia melihat burung yang terbang dari jendela menaranya, yang ia pikirkan hanyalah kebencian. Ia benci melihat burung yang dapat terbang bebas sedangkan ia terkurung bertahun-tahun lamanya di menara seorang diri. Ia jadi selalu mengiginkan kekuasaan dan demi mencapainya, tak peduli bagaimapun caranya buruk atau salah.

Tanya

Tanya seorang yang hanya tahu hidupnya sudah ditentukan sejak ia lahir, yaitu menjadi kepala suku Wahan. Hingga siapa yang tahu penyerangan pasukan Daekan ke Iark dan kehidupan barunya yang penuh darah dan air mata di Arthdal membawanya pada perubahan yang besar. Dari seorang Tanya yang polos menjadi seorang wanita yang tangguh karena keadaan yang memaksanya dan mencoba ingin meraih kekuasaan dengan cara dicintai rakyat. Tanya banyak belajar dan perubahan itu sangat terasa sekali. Di setiap pencapaian yang ia raih demi bisa menyelamatkan suku Wahan dan Eunseom, aku ikut bahagia rasanya. 

Taealha

Ini akan sangat subjektif, karena karakter yang sangat aku sukai di drama Arthdal Chronicles adalah Taealha. Bagaimana karakter Taealha tumbuh menjadi wanita yang punya ambisi dan tidak pernah goyah akan apapun. Dia penggambaran karakter cewek paling tangguh yang pernah aku lihat dan tonton dalam drama. Walau terkadang caranya memang seringkali terlihat licik, tapi di lain itu tujuannya selalu jelas untuk pencapainnya. Sebuah pelajaran yang ia dapatkan saat harus diberi pelajaran paling menyakitkan membuatnya sadar kalau Ayahnya, Mihol (Jo Sung Ha) tidak pernah berlaku hanya untuk kebaikan dirinya saja. Perempuan paling badas sih parah!

Bahkan karakter-karakter tokoh pendukung lainnya pun bener-bener punya peran penting. Bagaimana Mubaek (Park Hae Joon) yang selalu menjadi pengamat sejak awal dan kemunculannya membawa Tanya dan Tagon ke kehidupan yang lebih penuh kekuasaan. Karakter Ipsaeng (Kim Sung Cheol) yang kelihatannya menyebalkan sejak awal, selalu  mementingkan diri sendiri dan selalu berbohong pun punya alasan dibalik sikapnya itu. Bagaimana ia tumbuh dan besar dengan suku Ago yang tidak dapat dipercaya membawanya pada pembangunan karakter yang seperti itu. 

Juga karakter tokoh stealing cast, seperti Karika Xabara (Erika Karata) yang menarik perhatian karena jadi perempuan pemimpin yang tangguh juga gak kalah badasnya di drama Arthdal Chronicles. Terlepas dari skandal affairnya di kehidupan pribadinya. Sayang aja kalau di season 2 dia bakal dihilangkan dari drama. Entah juga sih. Dan gak lupa dengan stealing cast lainnya, siapa lagi kalau bukan Neanthal cantik yang kelihatannya lemah tapi ternyata kalau darah neanthalnya udah muncul bisa semengerikan itu, Nunbyeol (Elena An).

Kalau aku pribadi, jadi sangat tertarik dengan YangCha (Ki Do Hoon), lelaki pasukan Daekan misterius yang gak pernah melepas masker di wajahnya dan juga gak pernah berbicara, walau bisa berbicara, ditambah keahliannya memainkan rantai untuk menumbangkan lawan emang gak ada duanya deh!

Selain kehadiran karakter-karakter yang udah aku sebutkan, yang membuat drama ini seru pastinya karena jalan atau alur ceritanya yang sangat kompleks lagi seru. Ditambah, hal-hal yang bisa kita ambil pelajaran dari drama ini adalah selalu hubungan sebab-akibat. Bagaimana keserakahan dan kekuasaan yang didambakan setiap orang selalu penuh perjuangan dan pengorbanan. Meraih kekuasaan membuat semua orang yang ingin meraihnya kadang kala hilang akal, menghalalkan berbagai cara. Lalu, bagaimana sebuah ketakutan membuat orang menjadi lebih kuat untuk melawan. 

Pokoknya kalau kamu dari awal emang suka serial dengan genre fantasi udah pasti gak akan kecewa dengan menonton drama yang satu ini. Aku pribadi gak mau menaruh harapan dan ekspektasi tinggi untuk season keduanya, agar bisa terus menikmati drama ini hingga akhir. Jadi, mari tunggu aja bagaimana kelanjutan cerita Tagon, Eunseom, Saya, Tanya, dan Taealha ini di season selanjutnya. 

Kusudahi aja ulasan yang lebih terlihat kayak ringkasan dramanya (haha) ketimbang isi ulasannya, tapi karena aku senang menuliskannya, it's okay. Kamsahamida, Annyeong!

Comments

Popular Posts