Psycho But It's Okay Review Drama Korea Sisi Lain dari Dongeng dan Implementasinya Pada Kesehatan Jiwa

 Annyeonghaseyo! 

Hai hai hai.... 

Hari ini aku suasana hatiku sedang saaaaangat baik. Kebetulan jadi tambah semangat deh mau nulis ulasan drama Korea yang sejak tayang perdana selalu menjadi trending di Twitter. Yup, selain karena drama ini ditunggu-tunggu oleh Kdrama Lovers sebagai comeback dramanya Kim Soo Hyun sehabis wajib militer, pokoknya judul drama ini selalu hangat diperbincangkan. Bahkan, saudaraku yang notebenenya seorang cowok yang selalu identik anti nonton drakor, sementara dia juga bukan penggemar drama Korea pun menonton drama ini. 

Okay, udahan deh intro gak pentingnya. Langsung aja kita bahas dramanya.

Judul Drama: It's Okay to Not be Okay/Psycho But It's Okay

Judul Hangul: 사이코지만 괜찮아 (Saikojiman Gwaenchana)

Rilis Penayangan: 20 Juni - 09 Agustus 2020

Network: TvN, Netflix

Pemain Utama: 1. Kim Soo Hyun sebagai Moon Gang Tae 

                              2. Seo Ye Ji sebagai Ko Mun Yeong

                              3. Oh Jung Se sebagai Moon Sang Tae

Sebagai pencinta drama Korea dengan cerita yang punya banyak makna kehidupan yang sangat relevan dengan keseharian, sejak aku menonton kira-kira dua atau tiga episode drama ini, aku udah menanamkan dalam hati, 'kayaknya drama ini bakal masuk list drama Korea favoritku deh'

Karena drama ini gak hanya kuat dari pemain utama yang udah pasti ditunggu-tunggu, ya siapa lagi kan kalau bukan Kim Soo Hyun. Bahkan, di Twitter pun aku pernah membaca salah satu tweet yang bunyinya, drama ini bisa hype alasan utamanya karena Kim Soo Hyun pemainnya. Saat itu aku gak bisa menampik pernyataan itu, karena memang baru menonton beberapa episode aja. Tapi, semakin ke pertengahan, aku ingin buru-buru mengelak dan mengatakan pada orang-orang yang menyatakan itu, 'Hei, drama ini punya cerita yang banyak banget pesan moral dan cerita yang aduh, sangat relatable' bikin aku sepertinya hampir di setiap episode menitikkan air mata. Ya, ya, aku tahu, aku sangat lemah kalau sudah berurusan dengan tema keluarga gini.

Jadi, Apa sih premis utama atau sinopsis drama Psycho But It's Okay ini?


Ini sinopsis versiku, premis utamanya sangat sederhana menurutku. Hanya tentang seorang perempuan yang diperankan Seo Ye Ji sebagai Ko Moon Young, yang ia adalah seorang penulis dongeng yang punya kepribadian beringas atau sebut aja barbar. Kerjaannya marah-marah aja, berpendirian teguh, dan senang dengan hal-hal aneh. Bayangin, bok. Kok ya bisa penulis naskah drama ini mengangkat tema ini? Dimana dongeng kan selalu identik dengan anak-anak, tapi bisa dijadikan sebuah premis utama drama ini bahkan menilik lebih dalam sisi lain dari dongeng yang selama ini kita ketahui. Ko Moon Young ini selalu punya interpretasi yang berbeda mengenai dongeng-dongeng.

Lalu ia bertemu dengan Moon Gang Tae yang diperankan oleh babang tampan kita, Kim Soo Hyun. Ia adalah seorang perawat di Rumah Sakit Jiwa. Oke, mari bahas sedikit mengenai perawat. Drama ini emang enggak membahas lebih jauh dan menunjukkan bagaimana kehebatan seorang Dokter atau perawat mereka dalam menangani para pasiennya. Tapi, kamu bakal disuguhkan bagaimana pasien tersebut dapat sembuh lewat makna-makna lain yang dapat kita petik dari setiap tema di berbagai episodenya. Fyi, drama ini selalu mempunyai tema yang berkaitan dengan judul yang berbeda di setiap episodenya.

Nah, balik lagi pada pertemuan Moon Gang Tae dan Ko Moon Young yang akhirnya balik ke tema klise mostly setiap drama Korea selalu mengusung bahwa pemeran utama dewasa bertemu tak sengaja dengan teman masa kecilnya. Sudah jadi rahasia umum sih kurasa, walau begitu setiap masa lalu antara mereka di drama ini punya makna yang menurutku lebih dalam lagi. Membuat drama ini makin hidup dan mempunyai sisi berbeda dari drama lainnya.

Karena sebuah alasan dikejarnya Gang Tae dengan Sang Tae--yang diperankan Oh Jung Se sebagai kakaknya, yang sejak lahir memang mengidap autisme--oleh kupu-kupu. Tapi, kamu akan melihat bagaimana perjalanan seorang autisme yang memang seringkali meledak-ledak dan sulit dikontrol serta cara berbicaranya yang tidak seperti manusia pada umumnya, Sang Tae juga tidak dapat mengetahui ekspresi seseorang. Makanya, ia selalu memperhatikan wajah Gang Tae, guratan di wajah Gang Tae lah yang membuat ia belajar mengenal ekspresi wajah. Apakah sedang bahagia, marah, sedih, dll.

Oiya, balik lagi ke kupu-kupu. Kupu-kupu dalam drama ini dijelaskan mempunyai dua makna yang saling bertolak belakang. Kupu-kupu yang diyakini oleh Do Hui Jae, Ibunya Ko Moon Young yaitu berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu psyche yang ia artikan sebagai nama lain dari psikopat. Sedangkan, makna kupu-kupu yang Dokter Oh Ji Wang tanamkan pada pasiennya, masih berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu psyche. Namun, ia memberikan penjelasan bahwa psyche berarti penyembuhan. 

Jadi, kamu bisa menarik kesimpulan bahwa sesuatu mungkin mempunyai atau berasal dari hal yang sama. Tapi, semua bergantung pada bagaimana kamu ingin merepresentasikan makna sesuatu tersebut. Kamulah yang dapat memilih. Apakah ingin memaknai psyche sebagai hal yang baik yaitu penyembuhan atau hal yang buruk seperti kata Do Hui Jae yaitu psikopat?

Sementara itu, bagi Sang Tae, kupu-kupu adalah binatang yang harus ia hindari dan ia mempunyai trauma tersendiri terhadap kupu-kupu karena pada masa kecilnya ia melihat kupu-kupu lah yang telah membunuh ibunya. Walau kupu-kupu yang ia lihat sebenarnya tidak dalam makna harfiah. 

Lalu, kakak Gang Tae ini, si Sang Tae maksudnya, merupakan penggemar berat penulis Ko Moon Young dan berbagai dinasaurus. Karena pertemuan Gang Tae dan Moon Young yang diawali dengan kejadian yang tidak mengenakkan, ya jelas dong, gimana mau disebut pertemuan baik, wong pertama ketemu itu aja Moon Young udah melukai Gang Tae dengan menusuk telapak tangannya dengan pisau kok. Dan perjalanan cerita drama ini pun dimulai. Mulai deh benih-benih cinta dan berbagai rintangan lainnya membuat mereka tidak mudah bersatu.

Tapi, tapi..... ceritanya gak sesederhana sinopsis singkat dariku itu. Untuk lebih lengkapnya bagaimana kelanjutan dan keseruan ceritanya lebih baik kamu juga ikut menyaksikan dramanya.

Ulasan

Sebenarnya, sedikit banyak aku sudah menjelaskan sinopsis serta ulasan juga di dalamnya pada paragraf di atas. Tapi, rasanya kurang lengkap kalau tidak aku bahas satu-satu. Ya, aku juga gak akan bahas satu-satu semuanya sih, hanya beberapa yang menurutku menarik untuk dibahas dan sebagai rasa kelegaanku tersendiri bisa menuangkan keseruan drama ini.

Mari berangkat dari membahas pasangan yang satu ini. Menurutku pasangan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa OK ini jadi salah satu yang menarik untuk dibahas. 

Yang aku ketahui, pasien Joo Jeong Tae ini dirawat di Rumah Sakit Jiwa OK karena ia merupakan seorang alkoholik. Namun, yang menjadi menarik adalah ia terlibat kisah asmara dengan pasien satu rumah sakit dengannya yaitu Lee Ah Reum, yang merupakan korban kekerasan rumah tangga oleh suaminya yang menjadikannya mengidap anxiety

Aku baru tahu aja, ternyata walau mereka sama-sama istilahnya sedang dirawat di RSJ, tapi masih bisa merasakan benih-benih asmara. Walau ternyata ada peraturan di Rumah Sakit yang melarang sesama pasien untuk saling jatuh cinta dan menjalin kisah asmara. Alasannya kuketahui karena hal tersebut dapat memperburuk kondisi masing-masing pasien. Karena tidak fokus dengan penyembuhan, melainkan menjalin cinta aja. Atau alasan lain yaitu karena masih sama-sama dalam kondisi yang kurang baik kejiwaan mereka, maka tidak diperbolehkan berpacaran. 

Intinya, walau kisah pasangan yang satu ini memang tidak menjadi fokus utama, hal-hal yang baru kuketahui itulah yang menurutku menjadikan mereka menarik untuk dibahas. Selain, bagiku cukup manis juga kala mereka bersama, dimana  Jeong Tae selalu menghibur Ah Reum di setiap Ah Reum sedih. 

Malahan pasangan yang tidak kuduga-duga adalah Nam Juri dengan Lee Sang In. Seperti penulis naskah sepertinya hendak memberi kebahagiaan masing-masing tokoh. Dimana Juri yang cintanya bertepuk sebelah tangan dengan Gang Tae akhirnya dipertemukan dengan Lee Sang In, sosok yang lebih ceria dan dapat mengisi serta menghibur Nam Juri dari cinta bertepuk sebelah tangannya. 

Begitu juga nampak pada Jae Su, sahabat Gang Tae yang terlihat menyukai Seung Jae. Lalu, Oh Ji Wang, dokter Rumah Sakit Jiwa OK dengan Kang Soon Deok, Ibunya Nam Juri. 

Oiya, ngomong-ngomong Kang Soon Deok yaitu ibunya Nam Juri, aku suka banget peran Ahjumma dalam drama ini. Bagaimana penulis naskah menjadikan dan menggambarkan secara entah kamu yang menontonnya merasakan betul atau tidak, tapi bagiku Ibu Nam Juri ini tidak hanya sebagai sosok ibunya Juri saja. Soon Deok Ahjumma berperan sebagai ibu semua tokoh dalam drama ini. Bagaimana ia selalu memperhatikan orang-orang yang tinggal di rumahnya sebagai anaknya dengan senang hati selalu memberikan makan dan pelukan serta kehangatan jika diperlukan. Rasanya aku berkali-kali berlinangan air mata saat menyaksikannya. Sungguh momen-momen mengharukan. 

Hmmm, sepertinya ulasanku kali ini benar-benar tidak beraturan deh. Aku menuliskan hal apa aja yang tiba-tiba terlintas dalam benakku dan ingin aku tuangkan mengenai drama ini. Tapi, semoga kamu yang membaca tidak bingung dna tetap menikmati serta memahami maksud pembahasanku ya. Mohon maaf banyak loncat-loncat gini.


Aku mau beri tahu, entah ini menurutku aja, atau kamu yang menonton merasakannya juga atau tidak? Sepanjang aku menonton berbagai drama Korea, Kim Soo Hyun ini satu-satunya akting aktor yang sangat baik dalam kualitas akting menangis dan sedih-sedihan. Kan biasanya aktris cewek yang banyak nangis dan mempunyai akting yang bagus dalam peran itu. Tapi, Kim Soo Hyun ini dibandingkan akting aktor-aktor lainnya yang aku tonton, ia lah yang paling baik dalam akting menangis. 

Rasanya bisa benar-benar ikut menyayat hati dengan melihat ia menangis sampai menitikkan air mata. Bahkan berlinang air mata. Setahuku kebanyakan akting para aktor kalau menangis tidak yang sampai sememilukan Kim Soo Hyun. 


Aku sangat suka bagaimana drama ini tidak hanya berfokus pada kisah percintaan dua tokoh utamanya aja. Bagaimana Sang Tae, Gang Tae, dan Moon Young punya ceritanya masing-masing dalam meraih kehidupan yang menjadi kesulitan mereka masing-masing. Mereka benar-benar jadi satu keluarga yang menurutku sangat utuh. 

Bagaimana pergolakan batin Gang Tae yang sejak kecil selalu dipesankan ibunya untuk melndungi dan menjaga Sang Tae selama hidupnya. Ibunya selalu kelihatan lebih sayang dan perhatian dengan Sang Tae ketimbang dirinya. 

Rasanya aku ingin ikut merutuki Sang Tae sebagai seorang kakak tapi terlihat tidak bisa apa-apa dan lebih banyak merepotkan Gang Tae sepanjang hidupnya. Tapi, mau menyalahkan bagaimanapun, Sang Tae memang sudah terlahir demikian. Rasanya ikut sakit melihat kedua bersaudara ini. 

Dan Moon Young yang selalu bertindak kasar kepada semua orang. Karakter yang dibangun sebagai Moon Young selalu mengingatkanku dengan karakter Jang Man Weol dalam drama Hotel del Luna rasanya. Vibe mereka sangat mirip soalnya. Tapi, dengan permasalahan yang berbeda. Oiya, mirip bukan berarti sama ya. Sudah tentu ada perbedaanya juga dong dari karakter Man Weol dengan Moon Young. Moon Young yang tidak kenal rasa kehangatan, makanya selalu bertindak semaunya. Selalu ingin sendiri dan merasa apa yang ia lakukan adalah benar. Hingga akhirnya bertemu dengan Gang Tae.


Hal yang kusukai lainnya adalah pada setiap makna dan pelajaran yang dapat dipetik dari setiap episode drama ini. Apalagi semuanya dikaitkan dengan dongeng-dongeng. Selain menikmati cerita dramanya, penonton juga disuguhkan dengan dongeng-dongeng yang lekat oleh masa kecil kita. Bagaimana makna lain dari dongeng-dongeng yang biasa kita dengar diinterpretasikan dalam drama ini.

Ada satu kalimat yang masih sangat kuingat dan aku sukai dari drama ini. Saat Sang Tae sedang melukis di dinding dengan cat birunya, Moon Young bertanya padanya apakah ia sedang menghapus gambar kupu-kupu yang dibuat oleh orang lain tersebut? Daripada menghapus, kalimat lain yang ia gunakan adalah menimpa gambar tersebut dengan cat lain. Bukan menghapusnya, hanya menimpa dengan warna yang lebih baik dan menggambar kembali kupu-kupu buatannya di dinding tersebut.

Sedangkan, hal yang kutangkap dari percakapan itu adalah kita memang tidak perlu menghapus sesuatu yang buruk. Melainkan menghapusnya lebih baik menimpanya dengan hal yang lebih indah atau hal yang lebih baik.

Berbicara mengenai kejanggalan, ya, kurasa plot-twist mengenai siapa tokoh antagonis utamanya cukup menganehkan sih, menurutku. Ada beberapa tokoh yang menurutku sayang sekali tidak diceritakan lebih jauh. Seperti, bagaimana pertemuan antara Lee Sang In dengan Moon Young yang dpaat bertahan selama sepuluh tahun. Sepuluh tahun itu bukan waktu yang sebentar loh. Sayang aja tidak diceritakan lebih jauh. Lalu, persahabatan yang terjalin antara Jae Su hingga akhirnya Jae Su selalu mengikuti Gang Tae dan Sang Tae kemanapun juga tidak digambarkan secara lengkap. Ya, mungkin ini mah ekspektasiku aja yang terlalu jauh.

Tapi, untuk porsi keseluruhan cerita terlepas dari kekurangan yang kusebutkan tersebut gak membuat drama ini tidak layak tonton dan menurun kualitas ceritanya. Dan baru kali ini saat ditanya bisa kasih rate untuk drama yang satu ini, aku gak ragu untuk menjawab 10/10. Wow, angka yang cukup fantastis ya? Karena ini mah udah pasti drama begini gak hanya akan jadi drama list yang pernah kutonton lalu lupa dan menguap begitu aja. Ceritanya bener-bener yang kesukaanku banget. Jadi, angka 10 merupakan pantas menurutku. Walau begitu, ingat ya ini tuh pendapat pribadi. Kalau drama ini menurutmu biasa aja, yaudah. Mungkin emang not cup of your tea aja. Ini hanya masalah selera dan tolong jangan diperdebatkan.


Huhu, rasanya gak ingin pisah dengan drama ini. Begitu banyak pelajaran yang aku dapatkan dalam drama ini. Kisah romansa antara Moon Young dengan Gang Tae juga ya memang hanya begitu aja. Tidak yang terlalu menonjol, karena fokus ceritanya juga pada permasalahan batin masing-masing tokoh dan bagaimana mereka menghadapinya. 

Dari drama ini kita belajar untuk tidak lari dari masalah, tapi hadapilah. 

Dari drama ini kita belajar untuk tidak menutupi perasaan kita dengan mengatakan selalu baik-baik saja, padahal kondisi kita jauh dari kata baik-baik saja. 

Dari drama ini kita belajar bahwa keluarga tidak selalu orang-orang yang sedarah dengan kita. Bahwa keluarga bukan hanya orang-orang yang terdaftar dalam Kartu Keluarga. Tapi, keluarga adalah representasi dari kehangatan yang terjalin.

Oke deh, sekian. Aku akhiri dan tutup aja ulasan kali ini. Bagi kamu yang belum menontonnya, silakan aja ditonton. Dijamin seru kok. Setidaknya kalau genre kesukaanmu kurang lebih mirip denganku pasti akan sangat suka dengan drama yang satu ini. Kalau kamu udah menontonnya, berbagi cerita dan pendapatmu juga dong tentang drama ini di kolom komentar. Dengan senang hati akan aku baca dan akan kubalas jika perlu dijawab. Kita saling sharing aja. 

Kamsahamida. Annyeong!

Comments