Menarik dan Serunya Dunia Literasi


Menulis dan membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Namun, tidak semua orang yang menyukai membaca dapat menulis layaknya bacaan yang ia baca. Sedangkan orang yang bisa menulis sudah pasti gemar membaca. Karena untuk menghasilkan suatu tulisan seseorang memerlukan referensi dalam otaknya untuk dapat mencerna dan menghasilkan sebuah pikiran juga imajinasi dalam sebuah tulisan. Kalau kamu tanyakan padaku, lalu aku tipe yang mana dong? Kamu akan segera tahu jawabannya dengan membaca tulisan ini hingga akhir.

Nah, kali ini aku balik lagi nulis di blog dalam rangka mengikuti Kompetisi Blog Nodi. Tanpa ekspektasi apa-apa juga sih. Hanya ingin mengikuti perlombaan dunia blog, hitung-hitung menambah pengalaman menulisku dan siapa tahu bisa lebih aktif lagi blogging.

Dibanding menulis puisi
Aku lebih suka menulis cerita fiksi
Menciptakan ilusi
Bermain dengan diksi
Dengan Kau sebagai sumber inspirasi.

Kutipan di atas hanya kata-kata pemilihan diksi yang aku pakai hingga menjadi sebuah kalimat. Pertama kali aku membuat blog adalah pada 2016 lalu. Namun, aku tidak langsung memposting dan menuliskan tulisanku. Alasannya, karena aku bingung harus menulis apa. Apalagi menulis di blog berarti aku menulis untuk dibaca banyak orang. Orang bisa sesuka hatinya mengunjungi blogku dan membaca tulisanku. Alasan lainnya, aku tidak PD dengan kemampuan menulisku. Ditambah lagi, aku tidak mempunyai laptop atau komputer.

Sejak kecil aku memang menyukai dunia literasi, terutama membaca. Saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak aku terbilang menjadi anak yang cepat dan lebih dulu dapat menguasai membaca di usia lima tahun. Hingga memasuki dunia Sekolah Dasar, aku bahkan sering dimarahi Mamaku karena lebih sering membelanjakan uang saku untuk membeli komik Gareng & Petruk. Padahal membacaku saja masih terbata-bata.

Hingga di Sekolah ku kala itu setiap Sabtunya datanglah pedagang yang berjualan bazar buku. Tersedia berbagai macam komik. Karena uang sakuku kala itu hanya seribu lima ratus, sedangkan komik seharga seribu rupiah. Aku hanya dapat membeli satu komik setiap minggunya. Tapi, aku senang. Memang yang disediakan adalah komik-komik bekas. Namun, tidak jarang pula kutemukan komik yang masih tersegel dan baru. Kala itu aku sering membeli komik Sailor Moon atau misteri. Dengan begitu saja aku sudah sangat senang. Padahal teman-teman ku malah banyak yang mengoleksi novel KKPK—dahulu itu bacaan anak-anak. Sedangkan diriku tak mampu membeli novel tersebut.

Bahkan komik Upin & Ipin, majalah Bobo sudah pernah kulahap semua. Kira-kira saat aku duduk di kelas empat atau lima SD, aku pertama kalinya membeli sebuah buku catatan kecil. Nah, itulah pertama kalinya aku menuangkan curahan hatiku dalam sebuah tulisan diari. Yap, aku mempunyai buku diari. Hal itu pun berlanjut hingga aku duduk di bangku SMP. Aku banyak menuliskan diari, bahkan aku maju satu langkah menuliskan sebuah cerita fiksi. Walaupun sebenarnya tidak pernah ada yang berakhir tamat haha.


Back to Kompetisi Blog Nodi, bagi kamu sekalian yang ingin mengikuti Kompetisinya bisa kunjungi Narablog untuk info selengkapnya.

Apa Momen Spesial yang Membuat Bangga Menjadi Seorang Narablog?

Dibandingkan disebut Narablog atau Blogger aku merasa sebutan itu belum cocok untuk ku. Karena sebetulnya tulisanku pun belum banyak, begitu pula pembacanya. Namun, aku merasa senang saja saat menulis. Entah saat aku menulis di akun blog ku atau di media menulis online lainnya. 

Karena saat menulis aku dapat menyurahkan suara serta isi hatiku lebih leluasa mengenai berbagai macam topik yang seringkali sulit ku ungkapkan lewat ucapan dan kata-kata.

Momen spesialnya adalah saat aku mengangkat atau membahas suatu tema atau topik yang orang sekitarku tidak terlalu tertarik mengenai hal tersebut. Aku dengan leluasa dapat menuangkan isi pikiranku lewat menulis di blog. Terlepas orang lain menyukai tulisanku atau tidak adalah hal belakangan. Hal terpentingnya adalah aku dapat menulis.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” – Pramoedya Ananta Toer

Dalam menyambut 2019, aku berusaha terus memperbaiki diri. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi tentunya. Namun, pastinya hal itu belum lengkap jika tidak dituliskan dengan rinci. Jadi, berikut beberapa harapan dan resolusi ku pada 2019:

1. Rutin Membaca Serta Mengulas Bacaan

Pada 2018 lalu, aku membuat sebuah akun Instagram khusus untuk buku. Jadi, di akun tersebut nantinya hanya akan aku unggah mengenai foto-foto buku yang selesai kubaca dan disertai ulasan mengenai novel yang aku baca di bagian captionnya.

Mungkin, orang lain lebih memilih blog atau goodreads untuk mengulas bacaan yang mereka baca. Tapi, menurut ku hal itu sudah menjadi awal untuk diriku sendiri agar rajin membaca minimal satu Minggu satu buku habis kulahap dan tidak lupa mengulasnya.

Bagi kalian yang penasaran atau ingin mengintip atau berteman di akun Instagram khusus mereview buku milikku. Silahkan mampir di @al_bookish1004

2. Menulis Naskah Novel 

Sejak aku SMP cita-cita ku salah satunya adalah menjadi penulis. Tapi, tak pernah benar-benar tercapai. Aku memang gemar menulis. Namun, belum ada naskahku yang benar-benar rampung hingga selesai membentuk sebuah naskah novel. Walau sekadar cerpen pernah beberapa kali aku publikasikan di sebuah aplikasi media menulis online. 

Tahun ini aku berharap dapat menyelesaikan satu buah novel. Bismillah dengan menulis minimal sehari 300 kata aku ingin untuk dapat menyelesaikannya. Semoga saja bisa juga di akhir tahun kukirimkan pada penerbit. Amin.

Jika kamu suka berselancar di dunia oranye, mari berteman denganku di @kim_alawra98.
Aku lumayan aktif menulis cerita fiktif di sana.

3. Mendapatkan Pekerjaan

Saat ini aku masih kuliah dibiayai oleh saudara ku. Jadi, aku ingin tahun ini bisa melamar pekerjaan dan diterima. Setidaknya mendapatkan pekerjaan agar dapat memberi uang pada orang tuaku.

Apalagi tahun ini aku akan memasuki semester enam kuliah. Akan semakin banyak pengeluaran dan semakin sulit tugas-tugas akhir kuliah. Sudah harus memikirkan judul untuk tugas akhir kuliah, alias skripsi. Bismillah semoga semuanya lancar. Amin.

Nah, jadi sekian dan begitulah cerita serta resolusi ku pada 2019 ini. Good luck for everyone!

Picts source: from Pinterest and Blogger edit by Me.

Comments