Kenapa sih sendiri selalu dianggap menyedihkan?

Nulis ini bener-bener abis pulang kuliah banget. Dalam perjalanan pulang tadi aku sempet-sempetnya berpikir. Jadi, ini sih celetukan temen aku aja sih, yang melihat teman sekelas kami dibonceng pacarnya dengan wajah sumringah.

A: Temenku
B: Aku
C: Temenku yang lain

Percakapannya kira-kira begini,
A: "Ngeliat wajah Z sumringah banget ya, wajah-wajah mau dilamar." (Sambil senyum-senyum gitu).
C: "Bukan wajah mau dilamar lagi kali. Emang udah dilamar dia. Itu mah wajah-wajah sumringah menjelang akad." (Tertawa senang).
A: "Kapan ya, aku gitu?"
C: "Duh, nunggu ada yang Lamar nih."
B: "Aku mah masih seneng sendiri."
A: "Ah masa? Masih suka fangirling ya?"
Oke, tamat.

Aku merasa terganggu aja, padahal itu cuma celetukan biasa, mungkin bagi sebagian orang. Saat aku jawab aku masih mau sendiri, itu bener-bener apa yang aku rasain loh. Apa yang salah sih dengan umur yang menginjak dua puluhan tapi masih suka sendiri. Maksudnya, aku betah aja jomblo. Bukan karena gak laku atau gak ada yang mau gitu. Di sini kan, bahas pernikahan arahnya. Maksudku, diusia segini aku emang belum siap kalau untuk menikah. Memikirkan punya keluarga mah, aku rasa semua muda-mudi pasti pernah punya impian atau terbesit dalam pikirannya. Tapi, untuk saat ini aku masih belum siap kalau ditanyakan untuk menikah. 

Aku masih mau nikmatin masa muda aku. Aku masih mau bahagiain orang tuaku dulu. Bahkan sekarang pun aku masih belum bekerja. Seenggaknya, pasti ada saatnya. Tapi, kenapa orang lain yang mendengarku mengatakan demikian seakan pilihanku itu salah?

Kayak, semua orang menganggap pernikahan adalah akhir dari semua impian. Padahal pernah gak sih, kamu berpikir kalau menikah itu kehidupanmu akan berbeda. Sebagai cewek yang tinggal di Indonesia ini, di mana sistem patriarkat masih mendarah daging banget, yang apa-apa Kita mesti tunduk sama perintah suami dan bla-bla-bla. Berkilahnya mengatasnamakan dalil kalau istri mau masuk surga mesti nurut perintah suami. Duh, membayangkan itu aja aku masih belum siap.

Eh, taunya kamu nanti berpikiran dengan pendapatku yang seperti ini, aku orang yang pembangkanglah. Ah, susah sih ya menjelaskannya. Kalau otak kamu udah dicekokin atas dasar dalih agama yang menyuruh Dan bla-bla-bla nya. Kamu gak akan mengerti juga apa yang kumaksudkan. Atau kamu mungkin mengerti, tapi memaksakan bahwa pemikiranku itu salah.

Belum lagi, menikah bukan hanya menyatunya muda-mudi. Tapi, kedua keluarga. Dan nantinya pasti kepikiran yang namanya mau punya anak. Diumur yang masih muda gini, emang yakin kamu bisa didik anak kamu jadi orang yang bener? Kalau aku sih mau punya anak yang nantinya insyaallah gak akan jadi sampah masyarakat aja. Maunya yang terbaik untuk anak. Yakin, udah siap fisik Dan mental?

Kan, nikah muda menghindari Zina. Ya, kalau mau menghindari Zina tentunya dengan menjauhi hal-hal yang menjurus ke arah Zina lah. Dengan tidak pacaran berdua-duaan di tempat gelap gitu, misalnya. Menikah bukan satu-satunya pilihan agar dapat menghindari Zina. Dikira nikah cuma menyalurkan nafsu aja kali ya.

Ya, begitulah hidup di negara +62. Dimana menikah masih menjadi tujuan utama hidup mereka. Mengejar karir, menikmati masa muda, membahagiakan orang tua gak bisa jadi alasan untuk seseorang belum mau menikah. Kalau cewek belum menikah diusia lebih dari 25 tahun aja dibilangnya perawan tua. Padahal di negara maju seperti Korea, Jepang, Jerman aja mereka bahkan banyak yang belum menikah diusia tersebut. Tapi, hidup mereka fine-fine aja. 

Comments