like DEJAVU


Betapa lisan kita benar-benar harus dijaga. Seperti pepatah mengatakan Mulutmu harimaumu. Betapa ucapan dapat begitu lebih menyakitkan. Maka dari itu orang terdahulu pun sering mengatakan agar kita dapat menjaga lisan kita. Tulisan ini bukan tentangku. Tapi, tanganku benar-benar gatal ingin menuliskan kisah ini. Karena aku enggak menyangka ada manusia sekejam itu hanya karena lisannya.

Semua bermula dengan awal yang baik. Sebuah pertemuan antara lelaki dan perempuan layaknya teman sejawat. Ya, itu awalnya. Karena mereka satu kampus dan kebetulan satu kelas, sudah pasti hubungan mereka baik. Seperti cerita-cerita fiksi yang sering kamu baca atau sering saksikan di film, ada sebuah kalimat terkenal yang tak pernah lepas dari ingatan. Gak ada yang namanya pertemanan antara cewek dan cowok. Pasti salah satunya akan ada yang menyimpan perasaan. Hal itu pula yang terjadi antara lelaki dan perempuan dalam kisah ini.

Sebut saja sang lelaki bernama Zulkifli dan si perempuan bernama Julaiha–tentu saja kedua nama tersebut merupakan nama samaran. Zulkifli dan Julaiha berteman baik sejak mereka satu kelas. Karena kebetulan-kebetulan yang kusebutkan sebelumnya, ada satu kebetulan lagi yang membuat mereka makin akrab. Kebetulan juga tempat tinggal mereka satu arah. Jadi, udah bisa nebak dong apa selanjutnya? Ya, mereka selalu pulang-pergi ke kampus bersama. Hal itu pun berjalan selama kurang lebih tiga tahun masa perkuliahan mereka berlangsung.

Hingga benar saja benih-benih cinta mulai bersemi karena cerita-cerita yang terjalin saat mereka mengobrol, mungkin. Misalnya perbincangan saat berduaan di atas jok motor dalam perjalanan pulang dan pergi. Atau hanya sekadar saling menanyakan tugas via pesan di gawai. Kemungkinan lainnya benih-benih cinta itu tumbuh karena Zulkifli sering memperhatikan Julaiha di kelas. Lirikan matanya yang tak sengaja tertangkap oleh mata Julaiha hingga mereka saling tatap dan mengenal satu sama lain lewat kepribadian yang menurut Zulkifli, Julaiha sangat mempesona.

Puncaknya adalah Zulkifli menyatakan cintanya pada Julaiha di semester enam perkuliahan ini. Bahkan ia mengatakan hendak serius dan melamar Julaiha setelah mereka wisuda nanti. Tapi, tahu enggak apa yang buat kisah ini aku tuliskan di sini? Semua permulaan baik itu sayangnya harus kandas. Kamu mungkin sudah bisa menebak jawaban Julaiha. Ya, Julaiha menolak Zulkifli mentah-mentah. Ia menjauhi Zulkifli, memblokir nomor telepon Zulkifli. Ia tidak pernah berbicara pada Zulkifli lagi di kelas. Bahkan Julaiha juga menolak ajakan pulang dan pergi bersama lagi. Ia benar-benar menghindari Zulkifli tanpa Zulkifli pernah tahu apa kesalahannya.

Awalnya Zulkifli masih bisa maklum. Mungkin Julaiha memang butuh waktu untuk bisa berbaikan lagi dengannya. Julaiha pasti punya alasan atas sikap tersebut padanya, itu yang selalu Zulkifli yakini. Walau tentu saja hal itu membuat Zulkifli sedih. Bagaimana tidak? Seorang yang ia cintai dan dekati selama tiga tahun terakhir kini menjauh. Seorang yang menurut Zulkifli tengah ia perjuangkan untuk menuju kehidupan impian membangun rumah tangga bersama kini sirna bahkan berakhir buruk. Berbicara dengan Julaiha saja Zulkifli sudah tidak dapat kesempatan itu.

Tapi, sebuah perjalanan kisah itu semua benar-benar membuatku tidak ingin memihak. Jujur saja, Zulkifli dan Julaiha kukenal baik–setidaknya itu penggambaranku tentang mereka. Layaknya teman-teman lainnya. Kamu mengerti kan maksudku? Namun, suatu hari entah berita seperti apa yang menyebar. Entah kabar burung apa yang membisikkan para daun telinga teman-teman di kelas. Aku tidak begitu mengetahui kebenarannya. Julaiha mendapat imbas yang lebih menyakitkan daripada apa yang pernah ia perbuat pada Zulkifli. Semua teman-teman di kelas menjauhinya, membicarakan Julaiha di belakang bahkan terkadang terang-terangan, memojokkan Julaiha seakan Julaiha makhluk paling bersalah di muka bumi ini. Yaaa, gak gitu juga sih. Cuma kamu ngerti kan maksudku? Hehe.

Kini Julaiha seakan hilang dari peradaban. Ia yang seringkali aktif di kelas bertanya jika sedang ada presentasi diskusi tanya jawab. Ia yang selalu memilih duduk di bangku depan dekat papan tulis atau dosen seakan sirna. Seakan keberadaannya dikucilkan. Aku sedih mengetahui fakta itu. Aku tidak akan memberi tahu alasan mengapa Julaiha sampai dijauhi hampir seluruh teman-teman di kelas. Walau tentu ia masih tetap mengobrol dengan teman-teman terdekatnya. Karena aku juga tidak begitu tahu bagaimana rumor itu menyebar.

Betapa aku kaitkan diawal kisah ini dengan lisan adalah karena aku menyayangkan, jika memang Zulkifli ditolak cintanya oleh Julaiha mengapa akhirnya harus seburuk ini? Kisah ini juga mengingatkan pada masa SMA dahulu. (like) Dejavu, teman SMA ku pun pernah menyebarkan rumor tidak mengenakkan pada teman-teman lainnya. Hingga membuat kelas kami saat itu terpecah menjadi dua kubu. Aku tak akan menceritakan bagaimana kisah lengkapnya. Karena biarlah itu menjadi kenangan buruk yang tak perlu diangkat kembali.

Aku jadi teringat juga sebuah Web Drama Korea yang berjudul Rumor. Menceritakan tentang seorang perempuan yang meninggal karena kecelakaan. Namun kasus kematiannya diangkat kembali di kantornya karena diyakini kematian yang sebenarnya bukanlah murni karena kecelakaan. Lalu, diadakanlah investigasi setiap rekan kerja yang bekerja di divisi yang sama dengan si wanita yang tewas tersebut. Dan setelah diinvestigasi setiap karyawan, yang mengejutkan adalah diketahui banyak rumor tidak mengenakkan yang beredar sebelum kematian si cewek.

Jadi, aku harap kamu yang membaca kisah ini bisa memetik pelajarannya sih. Lebih berhati-hati lagi dalam bersikap dan berucap. Kalau kamu benci atau gak suka sama seseorang, please jangan sebarkan rumor aneh-aneh atau mengajak orang lain untuk gak menyukai orang lain. Cukup kamu selesaikan masalahmu dengan orang terkait secara baik-baik. Ah, apalah aku sok menasihati.

Pict Source by Pinterest edit by Me. 

Comments