Lingkaran Setan

"Al, kamu seneng nulis kan?" tanya seorang ibu paruh baya yang kerap kali kusebut *Ayuk, yang dalam bahasa Palembang artinya sama dengan penyebutan kakak perempuan. Lebih tepatnya kakak sepupuku.–Oh ya, jangan tanyakan mengapa usianya terpaut jauh dariku. Bahkan beliau berusia sebaya dengan Mamaku. Karena akan lebih panjang lagi penjelasan mengenainya, jika kuceritakan semua di sini. Nanti, pasti akan kuceritakan kisah lengkapnya.

Aku yang tengah membasuh busa piring seketika gelagapan mengangguk seraya menjawab "I... iya". Tanpa membubuhi kalimat penyerta lainnya. Ayuk Disa menambahkan, "Saya punya kontak orang yang bisa nerbitin buku, Al. Beliau dari media guru Indonesia. Orangnya udah banyak jadi pembicara seminar. Kamu coba hubungi beliau. Siapa tau rezeki tulisan kamu bisa dibaca banyak orang".

Benakku seketika melambung, melanglang tinggi. Hal pertama yang terlintas dalam benakku adalah, "Wah, ini mah Aku sudah mesti punya naskah. Harus rajin-rajin nulis lagi, kodenya mah". Tapi, lagi-lagi kata-kata hanya tercekat ditenggorokan tanpa pernah terlontar untuk disampaikan. Karena masalah terbesarku adalah walaupun aku suka menulis bukan berarti aku sudah menyimpan draft naskah yang sudah tamat. Aku memang seringkali menulis, banyak draft terlantar yang menjamur di media Wattpad milikku. Tapi, cerita tersebut tidak ada yang mampu kutemukan penutup kisahnya. Cerita yang kutulis pasti selalu berhenti ditengah jalan.

Jujur saja ini bukan tawaran pertama bagiku. Bahkan teman semasa SMA-ku pun pernah mengutarakan hal serupa. Namun, apa aku menanggapi dengan serius dan seketika berubah jadi makin giat menulis? Jawabannya ya dan tidak. Ya, awalnya. Aku keranjingan menulis lagi. Tapi, hanya beberapa minggu pertama. Tidak, karena pada akhirnya aku selalu kembali pada lingkaran setan yang akhirnya menarikku kembali berhenti ditengah jalan dalam menulis.

Lalu, apa dong langkahku selanjutnya dalam menanggapi hal demikian? Ah, aku hanya mampu menuliskan apa yang terjadi bermodal memori yang masih melekat erat dan aku mulai mengambil gawaiku, membuka web blog milikku dan menuliskannya di sana. Tepatnya tulisan yang kini sedang kamu baca.

Catatan Kecil: Semua nama tersebut disamarkan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. 

Comments