Kata yang Tak Sampai


Segala hal selalu ada masanya. Aku tahu itu, kamu pun tahu itu. Kurasa semua orang tahu itu. Bahkan makanan dan minuman aja ada masa-kadaluarsa-nya. Berbeda dengan makanan dan minuman, masa manusia selalu tak menentu. Yang menentu hanya satu, menua. Ah, tidak. Tidak semua orang merasakan menua. Bisa jadi masanya di dunia lebih cepat.

Seperti saat bersekolah yang punya masanya. Berteman saat di sekolah, bertemu setiap hari, terkadang mungkin bosan atau senang menghabiskan waktu bersama teman. Tapi, saat pisah sekolah, semua berbeda. Masalah jarak yang memisahkan, pertemuan yang sudah tidak seintens dulu, perlahan topik pembicaraan yang tidak ada, bertemu orang-orang baru, dan beribu alasan lainnya membuat kami tidak selengket dulu. 

Ya, kuakui. Entah, karena tidak sengaja meminjam jaket yang mirip dengan punya seseorang yang pernah kukenal dulu, membuatku kembali mengingatnya. Mengingat kenangan saat bersama. Mengingat kedekatan kami. Mengingat dirinya yang tidak rupawan, namun mampu membuatku nyaman. Menggelikan jika dikatakan. 

Aku rindu. 

Bahkan aku malu mengakuinya. Tapi, dengan tidak tahu malunya kuceritakan bagaimana perasaanku saat tengah merindukan dirinya kini di sini. Seleluasa pikiranku yang masih mengawang, berharap kami bisa sedekat itu. 

Terlalu lama dengan kesendirian? Tidak juga. Hanya aja gak salah dong, kalau tiba-tiba aku teringat dia?

Jangan beritahukan dirinya ya, kalau di sini aku membicarakan dirinya. Menguras pikiranku untuk mengingat detail kejadian yang kulalui bersamanya. 

Apa dia di sana merasakan hal yang sama? Terkadang merindu berat yang tidak dapat diungkapkan secara langsung pada orangnya? Memendam rindu tapi tak bisa apa-apa.

Bucin? Enggak juga. Aku juga tidak tahu, apakah bisa dibilang aku masih memendam perasaan itu padanya.

Kamu sedang apa? Sering buat story dong, biar aku bisa lihat keseharianmu. Membuatku berpikir, ya kamu punya kehidupan yang baik sekarang. Kamu mungkin sudah tidak membutuhkanku. Setidaknya ku tahu kamu baik-baik saja dan tetap tahu kabarmu.

Comments