Review Buku Mono Lyrics Analysis karya Vanesa Felicia @saturnesss - Analisis RM Mono Playlist
Siapa yang gak kenal BTS? Hmmm... Saat orang membaca pertanyaan di awal--sebagai Army, sebutan fans BTS--akan sangat terkesan menyombongkan diri. Tapi, bukan itu point-nya. Pertanyaan itu bermuara pada tulisanku kali ini. Tepatnya, aku baru aja habis membaca buku analisis album RM Mono Playlist. Gak baru aja banget sih, sekitar dua hari lalu gitu deh.
Baiklah,
aku anggap semua yang membaca tulisan ini bukanlah Army, alias orang awam.
Jadi, perkenalkan terlebih dahulu, BTS. Sebuah boy group Kpop yang orang
Indonesia lebih mengenalnya lewat sebutan boy band. Aku sih lebih suka
memanggilnya boy group. Oke lanjut, BTS ini berasal dari Korea Selatan. Saat
ini lagu-lagu mereka sudah banyak yang masuk ke dalam Billboard Chart, sebut
aja Dynamite, Butter, hingga Spring Day.
Gimana?
Pernah dengar salah satu lagunya dengan tidak sengaja di platform media sosial
atau bahkan saat gak sengaja lewat di jalan?
Rasanya
gak afdhol kalau bahas perkenalan BTS bisa sebesar sekarang tanpa membahas
sejarahnya. Singkat cerita, BTS debut dengan nama Bangtan Seonyeondan 2013
silam. Berasal dari agensi kecil bernama Bighit Entertainment yang sekarang
sudah menjadi kian besar berubah menjadi HYBE Label. Karena perjuangan dari
agensi kecil yang hanya menaungi satu boy group saat itu, yang membuat BTS
spesial adalah lagu-lagu yang rilis dari album mereka adalah hasil ciptaan para
member BTS itu sendiri.
Masih
akan terdengar biasa aja dong kalau menciptakan lagu dan nyanyiin lagu ciptaan
sendiri kan emang udah banyak musisi dunia yang melakukan hal itu. Eits, BTS
gak berhenti sampai di sana. Kalau kamu Army dan mengikuti teori lagu-lagu
mereka, kamu akan tahu seberapa dalam makna lagu-lagu yang diproduksi oleh
BTS.
Dibandingkan
menuliskan lagu tentang percintaan semata--seperti lirik dan makna lagu pada
umumnya--BTS mempunyai pesan lebih dari itu dalam lagu-lagu mereka. Lagu mereka
berisi tentang kehidupan remaja hingga dewasa muda. Dimana itu sangat relevan
dengan kebanyakan para penggemarnya dan bahkan untuk orang-orang yang baru
mendengarkan lagu mereka.
Apa
aja sih lagu yang BTS proklamirkan dalam lirik dan makna lagu mereka? BTS gak
cuma menceritakan lewat lagu tentang kesulitan hidup yang dialami remaja hingga
dewasa muda, bukan tentang kegalauan yang dialami usia muda aja, tapi bagaimana
BTS juga menyampaikan pesan dari setiap karya musik mereka berupa ajakan untuk
mencintai. Mencintai diri kita sendiri dan merangkul penggemar dengan kesulitan
hidup yang mereka alami.
BTS
bahkan mengambil banyak referensi teori yang tertuang dalam lagu-lagu mereka.
Seperti album mereka yang belum lama rilis ini berjudul Map of The Soul:7 yang
mengambil teori psikologi dari Carl Gustav Jung, seorang psikologi analitik
yang membahas tentang ego, persona, shadow. Terbukti dari lagu dalam album
tersebut yang memiliki judul sama dengan istilah yang kusebutkan.
Itu
baru contoh kecil. Kalau aku sebutkan lagi, lagu BTS berjudul Serendipity yang
dibawakan solo oleh Jimin merupakan referensi dari buku dongeng berjudul Little
Prince. Kalau kamu melihat musik videonya, kamu akan melihat teori-teori yang
terangkum di dalamnya. Juga, lagu berjudul Magic Shop yang ditulis salah
satunya oleh Jungkook yaitu mengambil referensi dari buku berjudul Into The
Magic Shop--aku lupa nama penulis bukunya.
Tentu
aja, kerja keras, dedikasi, sifat royal, dan kejujuran BTS dalam bermusik hanya
salah satu faktor dari buah hasil yang mereka dapatkan sekarang. Faktor
ketampanan juga bisa jadi bonus pemicu BTS makin digandrungi Army, khususnya
perempuan. Tapi, aku pribadi makin mengagumi BTS lewat cara berpikir mereka.
Terkhusus Kim Namjoon a.k.a RM yang mempunyai hobi membaca berhasil meracuniku
untuk ikut membaca dan berburu buku apa aja yang pernah ia baca. Bukan cuma RM
aja kok, buku-buku yang pernah dibaca member BTS juga selalu ramai peminatnya
hingga sekarang. Seperti buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia berjudul Hidup Apa Adanya yang pernah dibaca Jungkook. Lalu, buku
berjudul 1CM yang pernah dibaca Seokjin. Dan masih banyak lagi.
Oke,
sekian intro perbincangan tentang BTS nya. Sekarang beralih menuju inti dari
apa yang ingin aku bahas di blog kali ini.
Buku
yang habis kubaca ini berjudul Mono Lyrics Analysis karya penulis Vanesa
Felicia yang lebih dikenal dengan nama pengguna di akun instagramnya yaitu
@saturnesss. Aku gak tahu buku ini pernah diterbitkan secara ISBN atau enggak.
Tapi, yang aku tahu waktu itu memang penulisnya pernah menerbitkan buku-buku
hasil analisisnya di penerbit biasa. Karena memang kali ini yang aku baca
adalah buku pdf hasil Pre-Order penulisnya lewat instagram.
Cuss
deh, kita bahas apa sih isi bukunya?
Kamu
pasti tahu dong album solo yang diproduksi oleh member BTS, khususnya para
rapper-nya disebut dengan mixtape. Seperti Agust D a.k.a Suga, lalu J-Hope yang
punya album mixtape-nya masing-masing. Kini, yang akan kubahas adalah Playlist
Mono by RM. Kenapa disebut Playlist dan bukan Mixtape? Yup, berbeda dari
mixtape RM sebelumnya, RM menamai album solonya dengan sebutan RM Mono
Playlist.
Karena
dalam mixtape kan judul lagu-lagunya disusun berdasarkan vibe atau nada
musiknya dan gak punya keterkaitan atau kelanjutan cerita satu sama lain.
Sedangkan Playlist yang disusun RM ini disusun berdasarkan judul lagu dengan
awal cerita hingga chorus dan ending dari cerita di lagu tersebut. Intinya,
kayak dalam album ini lagu-lagunya disusun berdasarkan urutan cerita.
Dimulai
dari Tokyo, Seoul (prod. HONNE), Moonchild, Badbye, Uhgood, hingga
Everythingoes dan Forever Rain.
Dalam
buku analisis ini sudah pasti penulis menganalisis makna selain dari terjemahan
lagunya agar kita--pembaca--lebih memahami maksud RM dalam lagunya. Pertama,
Tokyo. Dalam lagu ini Namjoon bercerita dalam liriknya tentang dirinya yang
merasa kesepian.
"Wake up in Tokyo, feel like a torn
soul
I know it's time to grow
I see Pinocchio wearing a poncho
That's me some time ago
Do I miss myself?
Do I miss your face?
I don't know"
Dalam lirik "I see Pinocchio wearing a poncho" dijelaskan oleh
penulis bahwa Pinokio ini kan diceritakan sebagai manusia kayu yang ingin hidup
menjadi manusia. Lalu, poncho itu sendiri merupakan tudung atau jubah yang
gunanya untuk menutupi tubuh dari terpaan angin dan hujan. Dan dilanjut dengan
lirik, "That's me some time ago".
Nah,
udah mulai nangkep belum maksudnya RM di sini? Ia menganalogikan dirinya
seperti Pinokio yang ingin hidup menjadi manusia nyata yang selalu memakai
poncho. Guna dari poncho itu sendiri kan untuk melindungi dari angin dan hujan.
Jadi, seakan-akan RM menggambarkan kesulitan hidupnya sebagai Pinokio yang
selalu diterpa hujan. Hujan di sini bisa berarti kesulitan.
Kedua,
ada Seoul (prod. HONNE). Dalam lagu ini RM menyamai kata
"Seoul"--ibukota Korea Selatan--yang prononsasinya mirip dengan
"Soul" yang dalam bahasa Inggris yaitu hati dan "So". Juga,
pengulangan lirik "I love you Seoul" "I hate you
Seoul".
Namjoon
merupakan berasal dari Ilsan yang kini tinggal di ibukota KorSel, yaitu Seoul.
Dalam lagu ini, bercerita tentang Namjoon yang membenci tempat tinggalnya saat
ini. Karena ini bukan kota asalnya, tapi ia juga harus hidup di Seoul karena
pekerjaannya. Tapi, ada lirik berbunyi "I love you Seoul" yang
penyebutan Seoul di sini sebenarnya maksudnya "Soul".
Ketiga,
Moonchild. Moonchild pernah disinggung dalam lagu 4 O'Clock by RM dan Taehyung.
Di lagu ini bercerita tentang kesulitan hidup masyarakat Korea yang tinggal di
dataran tinggi. Dalam budaya Korea Selatan, orang-orang yang tinggal di dataran
tinggi merupakan orang-orang yang kurang berada.
Makanya,
dalam lirik lagu Moonchild ini RM menyampaikan,
"Moonchild you shine
When you rise, it's your time
C'mon yo
Moonchild don't cry"
Ketika bulan berada di atas, maka itu lah waktunya Moonchild untuk bangkit.
Moonchild di sini maksudnya anak bulan, si orang-orang kurang berada yang
disebut sebelumnya. Jadi, seakan menyampaikan untuk orang-orang 'lemah' ini
tidak terpuruk dalam kesedihan. Melainkan bangkit dengan memanfaatkan kekuatan
mereka, yaitu bulan.
Selanjutnya,
Badbye. Dalam lagu ini Namjoon bercerita tentang perpisahan yang berarti buruk.
Karena aslinya kan kita selalu mendengar kata goodbye. Padahal tidak pernah ada
kata baik dalam perpisahan.
Beralih
ke lagu Uhgood. Di lagu ini merupakan chorus dari keseluruhan lagu. Dalam lagu
ini Namjoon menyampaikan dalam musiknya bahwa ia sudah mulai menyadari bahwa
dirinya lah yang ia butuhkan. Apapun keadaannya, diri kita lah yang bisa
mengatasinya.
Sedangkan
dalam lagu Everythingoes Namjoon juga semakin menerima keadaannya. Dibandingkan
kata-kata penghiburan yang palsu atas kesulitan hidup yang terjadi, Namjoon
memilih kata "jinaga" yang artinya semuanya akan berlalu. Apapun
keadaanmu sekarang, semua akan berlalu. Baik itu kesedihan dan kesulitan, semua
akan berlalu.
Di
akhir ditutup dengan lagu Forever Rain. Dalam lagu ini Namjoon mendambakan agar
dunia selalu turun hujan. Karena hujan bisa menutupi wajahnya yang bersedih.
Tapi kan nyatanya hujan gak akan turun setiap hari dan setiap saat. Dengan hujan
juga ia merasa punya teman. Walaupun begitu, ditengah-tengah rasa kesendirian
dan kesepiannya, ia menyadari hal itu dan mulai menerima semuanya.
Jadi,
sebenarnya itu isi singkat dari buku Mono Lyrics Analysis by Vanesa Felicia.
Kalau mau tahu bagaimana isi detail dari analisis perpenggalan lirik dan makna
atau maksud lagu dalam album Mono - RM lebih baik kamu langsung baca aja
bukunya. Aku gak tahu sih apakah penulisnya masih buka PO atau enggak. Tapi,
silakan dikunjungi aja akun instagramnya dan DM langsung ke orangnya.
Setelah
aku baca buku ini, aku makin menyukai lagu-lagu dalam album Mono Playlist - RM
ini. Aku jadi makin sering dengerin lagunya. Apalagi pas aku baca bukunya
dibarengi dengerin lagunya, makin jleb ngena banget isi lagunya ke aku.
Apalagi
menariknya baca buku ini adalah aku jadi makin mengenal dan memahami apa sih
sisi Kim Namjoon lewat karyanya yang personal ini. Bukan sebagai karya BTS
dalam grup maksudku, tapi Kim Namjoon secara individu. Ini loh yang ia pikirkan
dan apa yang ingin ia sampaikan lewat musiknya. Lagunya juga asik, padahal lagu
rap, tapi gak bikin sakit kepala dengernya. Lagunya slow, rapnya gak menekankan
itu di album ini. Makanya, kurasa semua orang lebih bisa menerima dan menikmati
lagunya.
Oke,
udah semakin panjang nih aku nulisnya. Jadi, aku tutup aja. Terima kasih sudah
membaca hingga akhir.
Comments
Post a Comment