Berdialog (3)

Pengembara Cahaya


Aku mencari sebongkah cahaya... 

Lewat suara, 

deburan ombak. 

Ah, tidak. Tidak ada gulungan ombak di Depok. 


Aku mencari secercah cahaya... 

Lewat dua bola mata di balik masker milik pemuda berbaju merah yang kutemui beberapa kali di minimarket seberang gang. 

Leluconnya yang garing, tapi suaranya membikinku candu. 

Menjadi pengagum sosok misterius yang sedikit menggetarkan hati. Sepertinya, kuharap begitu. 


Aku mencari sekeping sinar... 

Lewat semua cerita yang bergumul dalam cuplikan film. 

Entah berapa serial yang telah kutonton. Mencari arti hidup dan sebentuk bulan sabit yang memenuhi bibir sesaat. 

Dari menikmati dan hanyut dalam pesan yang dibawa oleh wayang-wayang elok bersandiwara di layar kaca. 


Aku mencari setitik sinar... 

Tapi yang muncul tanpa permisi dan selalu, lagi, dan lagi... 

Sengkarut di benak. 

Sebentuk kristal yang jatuh di sudut mata. 

Aku jatuh berkeping-keping. 

Hancur oleh gumpalan otak seorang diri. 

Dengan tatapan nanar yang orang-orang bahkan tak acuh. 


Dimana kuharus mencari cahaya itu? 

Atau... 

Bisakah aku temukan itu? 

Mungkin, pantaskah aku? 

Comments